Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagar #RepublicofThailand Trending di Twitter, Pengunjuk Rasa Muak Perubahan Konstitusi Ditunda

Kompas.com - 25/09/2020, 14:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BANGKOK, KOMPAS.com – Tanda pagar (tagar) #RepublicofThailand menjadi trending di Twitter Thailand pada Jumat (25/9/2020) setelah Parlemen Thailand menangguhkan usulan perubahan konstitusi seperti yang dituntut pengunjuk rasa.

Selama lebih dari dua bulan aksi unjuk rasa anti-pemerintah, beberapa pemimpin unjuk rasa menyerukan reformasi konstitusi untuk mengurangi kekuasaan monarki Raja Maha Vajiralongkorn.

Dilansir dari Reuters, kendati pengunjuk rasa menuntut pengurangan kekuasaan Raja Maha, mereka tidak berusaha untuk menghapuskan kekuasaan tersebut sepenuhnya.

Hingga berita ini ditulis, tagar #RepublicofThailand telah ditulis sebanyak 795.000 kali dan sempat menjadi trending teratas di Thailand pada Jumat pagi.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Thailand Marah, Parlemen Tunda Keputusan Reformasi Konstitusi

Pihak Kerajaan Thailand tidak memberikan komentar dan tidak menanggapi permintaan komentar atas aksi unjuk rasa atau tuntutan reformasi kerajaan.

Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan belum melihat tagar itu dan menolak mengomentarinya.

Namun, dia mengatakan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mendengarkan semua pihak tentang masalah konstitusi.

“Ada yang mau amandemen konstitusi dan ada yang tidak,” ujar Anucha.

Baca juga: Mulai Berani Pertanyakan Raja Thailand, Anak Muda Ini Jadi Sorotan

Parlemen Thailand, yang didominasi oleh pendukung pemerintah, memberikan suara pada Kamis (24/9/2020) untuk menunda pengambilan keputusan ihwal perubahan konstitusi.

Keputusan itu membuat marah pengunjuk rasa dan anggota parlemen oposisi. Mereka menuduh Parlemen Thailand berusaha mengulur waktu.

Para pengunjuk rasa menuntut perubahan pada konstitusi yang mereka katakan dirancang untuk memastikan Prayuth mempertahankan kekuasaan setelah gelaran pemilihan umum tahun lalu.

Baca juga: Plakat Menantang Raja Thailand Dicopot, Demonstran Bersumpah Akan Balas

Mereka juga menuntut Prayuth untuk mengundurkan diri. Di sisi lain, Prayuth mengatakan hasil pemilihan umum tahun lalu adil.

Protes tersebut adalah tantangan terbesar bagi militer dan pemerintahan yang didominasi istana sejak Prayuth mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014.

Aksi unjuk rasa terbesar di Thailand yang telah menarik puluhan ribu orang terjadi pada akhir pekan lalu.

Mereka mendukung seruan untuk reformasi monarki, melanggar tabu lama untuk tidak mengkritik Kerajaan Thailand. Seruan reformasi monarki pertama kali diugkapkan pada Agustus.

Baca juga: Mengenal Hukum Lese-Majeste, Lindungi Raja Thailand dari Kritikan

Sejumlah pengunjuk rasa mengatakan konstitusi tersebut juga memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada raja.

Raja Maha telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Eropa sejak naik takhta hampir empat tahun lalu.

Pada Rabu (23/9/2020), ratusan loyalis kerajaan menggelar unjuk rasa tandingan ke Gedung Parlemen Thailand untuk menentang seruan perubahan konstitusi yang disuarakan oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Baca juga: Mengapa Demonstran Mulai Berani Menantang Raja Thailand? Ini Kronologinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com