"Seluruh orang dalam satu keluarga masuk dalam satu sampel," kata Profesor Thwaites sambil menambahkan jika prioritas mereka adalah kawasan perumahan yang memiliki kasus positif.
"Dengan cara ini, mereka bisa melakukan tes mencakup 100 ribu orang, dengan melakukan 20 ribu tes. Ini memungkinkan mereka menghemat waktu dan dana," jelasnya.
WHO melaporkan 30 persen penduduk Da Nang sudah menjalani tes hanya dalam waktu sepekan antara 3 sampai 10 September.
"Lockdown kedua ini lebih ketat dibandingkan sebelumnya, dan reaksi warga bagus sekali, mereka menemukan satu kasus dan langsung lockdown," kata Jos Aguiar seorang warga Australia yang bekerja di sebuah perusahaan properti di Da Nang kepada ABC.
"Daerah pemukiman saya, mereka memasang barikade di kedua sisi jalan, memang menyusahkan namun saya senang dengan cara Vietnam menangani hal ini," paparnya.
Baca juga: Muncul 3 Kasus Positif Covid-19, Vietnam Evakuasi 80.000 Orang
Pekan lalu, Perdana Menteri Vietnam mengumumkan jika penerbangan dari Vietnam ke Seoul, Guangzhou, Taipei dan Tokyo akan segera dibuka lagi.
Turis belum diperbolehkan datang ke Vietnam, namun pemulangan warga Vietnam dan kedatangan warga asing yang memiliki ketrampilan tinggi atau para investor akan menjadi prioritas.
Keterpurukan ekonomi Vietnam karena Covid-19 tidaklah akan seburuk negara-negara lain di kawasan.
"Vietnam masih akan menjadi salah satu dari sedikit negara yang ekonominya akan tumbuh di tahun 2020, sementara banyak negara lain akan mengalami resesi," kata laporan perusahaan konsultan internasional PricewaterhouseCoopers.
Bank Pembangunan Asia memperkirakan ekonomi Vietnasm akan tumbuh 1,8 persen tahun ini, membuatnya menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pertumbuhannya tidak minus.
Sementara itu produk domestik bruto Thailand, negara yang sangat mengandalkan pada industri turisme, turun 8 persen.
Namun beberapa pengamat mengatakan pendekatan ketat yang dilakukan Vietnam juga menjadi kekhawatiran.
Baca juga: Nol Positif Covid-19 Selama 3 Bulan, Vietnam Kembali Temukan 1 Kasus Positif
Beberapa pengamat menyampaikan adanya tekanan tambahan terhadap mereka yang melakukan kritik terhadap pemerintah di masa pandemi.
Laporan PBB mengatakan ratusan orang telah diinterogasi berkenaan unggahan mereka di Facebook mengenai Covid-19.
"Menjelang Kongres Partai Komunis Vietnam pada Januari 2021, pihak berwenang semakin memperketat kebijakan represif terhadap pembangkang dan media," kata Direktur Eksekutif Asian Forum for Human Rights and Development, Shamini Darshni Kaliemuthu kepada ABC.
Ia mengatakan di tengah pandemi pemerintah Vietnam melipatgandakan tekanan dengan menggunakan alasan kesehatan publik.
"Keluarga dan sanak saudara tahanan politik tidak diizinkan untuk bertemu namun mereka mendapat tambahan makanan dan obat-obatan," katanya.
Para pakar mengatakan "kebanyakan warga menjaga diri mereka sendiri, sehingga hanya sedikit yang merasa terpaksa melakukan protokol kesehatan.
"Penggunaan masker, menjaga jarak, karantina, lockdown tidak dipolitisasi, murni menjadi alat dan ukuran untuk menjaga keamanan warga dan orang yang mereka cintai."
Baca juga: Hari Yoga Internasional, Vietnam Angkat Tema Yoga dari Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.