Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Dianggap Berhasil Tangani Gelombang Kedua Covid-19, Apa yang Bisa Dipelajari?

Kompas.com - 23/09/2020, 16:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

"Seluruh orang dalam satu keluarga masuk dalam satu sampel," kata Profesor Thwaites sambil menambahkan jika prioritas mereka adalah kawasan perumahan yang memiliki kasus positif.

"Dengan cara ini, mereka bisa melakukan tes mencakup 100 ribu orang, dengan melakukan 20 ribu tes. Ini memungkinkan mereka menghemat waktu dan dana," jelasnya.

WHO melaporkan 30 persen penduduk Da Nang sudah menjalani tes hanya dalam waktu sepekan antara 3 sampai 10 September.

"Lockdown kedua ini lebih ketat dibandingkan sebelumnya, dan reaksi warga bagus sekali, mereka menemukan satu kasus dan langsung lockdown," kata Jos Aguiar seorang warga Australia yang bekerja di sebuah perusahaan properti di Da Nang kepada ABC.

"Daerah pemukiman saya, mereka memasang barikade di kedua sisi jalan, memang menyusahkan namun saya senang dengan cara Vietnam menangani hal ini," paparnya.

Baca juga: Muncul 3 Kasus Positif Covid-19, Vietnam Evakuasi 80.000 Orang

Ekonomi mulai bergerak lagi

Pekan lalu, Perdana Menteri Vietnam mengumumkan jika penerbangan dari Vietnam ke Seoul, Guangzhou, Taipei dan Tokyo akan segera dibuka lagi.

Turis belum diperbolehkan datang ke Vietnam, namun pemulangan warga Vietnam dan kedatangan warga asing yang memiliki ketrampilan tinggi atau para investor akan menjadi prioritas.

Keterpurukan ekonomi Vietnam karena Covid-19 tidaklah akan seburuk negara-negara lain di kawasan.

"Vietnam masih akan menjadi salah satu dari sedikit negara yang ekonominya akan tumbuh di tahun 2020, sementara banyak negara lain akan mengalami resesi," kata laporan perusahaan konsultan internasional PricewaterhouseCoopers.

Bank Pembangunan Asia memperkirakan ekonomi Vietnasm akan tumbuh 1,8 persen tahun ini, membuatnya menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pertumbuhannya tidak minus.

Sementara itu produk domestik bruto Thailand, negara yang sangat mengandalkan pada industri turisme, turun 8 persen.

Namun beberapa pengamat mengatakan pendekatan ketat yang dilakukan Vietnam juga menjadi kekhawatiran.

Baca juga: Nol Positif Covid-19 Selama 3 Bulan, Vietnam Kembali Temukan 1 Kasus Positif

Beberapa pengamat menyampaikan adanya tekanan tambahan terhadap mereka yang melakukan kritik terhadap pemerintah di masa pandemi.

Laporan PBB mengatakan ratusan orang telah diinterogasi berkenaan unggahan mereka di Facebook mengenai Covid-19.

"Menjelang Kongres Partai Komunis Vietnam pada Januari 2021, pihak berwenang semakin memperketat kebijakan represif terhadap pembangkang dan media," kata Direktur Eksekutif Asian Forum for Human Rights and Development, Shamini Darshni Kaliemuthu kepada ABC.

Ia mengatakan di tengah pandemi pemerintah Vietnam melipatgandakan tekanan dengan menggunakan alasan kesehatan publik.

"Keluarga dan sanak saudara tahanan politik tidak diizinkan untuk bertemu namun mereka mendapat tambahan makanan dan obat-obatan," katanya.

Para pakar mengatakan "kebanyakan warga menjaga diri mereka sendiri, sehingga hanya sedikit yang merasa terpaksa melakukan protokol kesehatan.

"Penggunaan masker, menjaga jarak, karantina, lockdown tidak dipolitisasi, murni menjadi alat dan ukuran untuk menjaga keamanan warga dan orang yang mereka cintai."

Baca juga: Hari Yoga Internasional, Vietnam Angkat Tema Yoga dari Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com