Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Dianggap Berhasil Tangani Gelombang Kedua Covid-19, Apa yang Bisa Dipelajari?

Kompas.com - 23/09/2020, 16:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

"Lockdown" ketat di seluruh Vietnam diberlakukan antara tanggal 1 sampai 22 April.

"Setiap warga adalah prajurit, setiap rumah adalah desa, kawasan pemukiman adalah benteng dalam melawan pandemi," kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Ratusan ribu warga, bahkan mereka yang diduga terkena Covid-19 dipaksa menjalani karantina di rumah sakit dan di fasilitas milik pemerintah dan di rumah.

Dan jumlah kasus rata-rata tetap rendah.

Rata-rata usia mereka yang terkena Covid-19 adalah usia 30 tahunan, itulah mengapa di Vietnam tidak ada kematian selama enam bulan terakhir karena virus corona.

Menurut lembaga survei Inggris YouGov, 97 persen warga Vietnam mendukung tindakan pemerintah mengatasi Covid-19.

Namun di bulan Juli, virus ini secara misterius muncul di Da Nang.

Baca juga: Misteri Besar Melonjaknya Kasus Virus Corona di Vietnam

Mengatasi klaster di Da Nang

Kematian pertama di Vietnam akibat virus corona terjadi 31 Juli lalu, ketika seorang pria berusia 70 tahun meninggal di Da Nang.

Ini terjadi enam hari setelah adanya klaster kasus baru di sebuah rumah sakit setempat.

Kasus ini kemudian meningkat menjadi lebih dari 550, hampir setengah dari keseluruhan kaasus di Vietnam sejauh ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 98 persen dari kasus tersebut berhubungan dengan rumah sakit besar di kota Da Nang atau mereka yang pernah mengunjungi Da Nang.

Baca juga: Pertama Kalinya Vietnam Laporkan Kematian akibat Covid-19

Kota tersebut kemudian ditutup dengan pembatasan ketat keluar dan masuk.

"Pihak berwenang melakukan hal yang sederhana, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, namun sekarang lockdown terbatas dan dilakukan dengan cepat," kata Profesor Thwaites.

Sama seperti yang dilakukan dengan tes massal di kota Wuhan, mereka menggunakan sistem sampel, dengan sampel dari lima atau enam orang dites bersama-sama.

Bila dari kelompok itu ada yang positif, maka seluruh sampel kemudian dites satu persatu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com