Namun para aktivis HAM menuduh Xi dan Partai Komunis memanfaatkan tuduhan korupsi sebagai cara membungkam perbedaan pendapat.
Beijing makin keras kepada rakyat sipil sejak Xi berkuasa pada 2012, dengan memperketat kebebasan berbicara serta menahan ratusan aktivis dan pengacara.
Ren yang merupakan mantan ketua developer properti milik negara Huayuan Group, mendapat julukan "Meriam Besar" karena kritiknya yang blak-blakan terhadap kepemimpinan China.
Baca juga: Kritikus Kremlin, Navalny Unggah Foto Turun Tangga di Instagram Setelah Sadar dari Koma
Pengawas disiplin Partai Komunis meluncurkan penyelidikan terhadap Ren pada April, dan persidangan dibuka di pengadilan Beijing pada 11 September.
Blog-nya memiliki pengaruh besar di Weibo, platform media sosial semacam Twitter di China.
Di situ Ren memiliki jutaan followers sebelum akunnya ditutup pihak berwenang pada 2016, akibat berulang kali menyerukan kebebasan pers yang lebih lebar.
Baca juga: ABG China Jadi Korban Penculikan Virtual, Orangtua Bayar Tebusan Rp 2 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.