"Prinsip utama kami bukan untuk memprovokasi, bukan untuk meningkatkan konflik, memicu insidem atau menyebabkan salah tembak," ujar Menteri Pertahanan Yen De-fa kepada wartawan.
"Namun, kami tidak takut perang dan kami harus mempertahankan hak kami yang diperlukan untuk membela diri dan menyerang balik," lanjutnya, dikutip dari AFP.
Beijing terus meningkatkan tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer ke Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016.
Baca juga: Presiden Taiwan Kecam China: Eksistensi Beijing akan Membawa Ancaman
Wanita 64 tahun itu menolak anggapan bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".
Sementara itu, keakraban yang dijalin Washington dengan Taiwan di bawah komando Presiden Donald Trump memantik konflik lain antara AS dan China.
Sebelumnya, kedua negara adidaya itu telah berseteru di bidang perdagangan, keamanan, pandemi virus corona, dan baru-baru ini teknologi.
Baca juga: Taiwan Janjikan Hubungan Lebih Erat dengan AS, China Kirim 18 Jet Tempur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.