Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Massal di Rochester, New York, 2 Orang Tewas, 14 Orang Terluka

Kompas.com - 20/09/2020, 09:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber ABC News

NEW YORK, KOMPAS.com - Penembakan massal dilaporkan terjadi di kota Rochester, negara bagian New York, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu kemarin (19/9/2020) menurut Departemen Kepolisian Rochester (RPD).

Dari insiden itu, 2 orang dinyatakan tewas dan 14 orang terluka. Sejauh ini belum ada tersangka yang ditahan otoritas setempat.

Melansir ABC News, penembakan massal terjadi di Pennsylvania Avenue sekitar pukul 12:25 dini hari waktu setempat menurut otoritas. Sebanyak 40 peluru ditembakkan selama insiden itu.

Ini "benar-benar tragedi dengan proporsi yang luar biasa," kata Kepala Polisi sementara Rochester, Mark Simmons dalam konferensi pers pada Sabtu pagi. "Belum pernah ada korban sebanyak 16 orang."

Baca juga: Tersangka Penembakan Demo Jacob Blake Hadapi Banyak Tuntutan Pengadilan

Ada pun 2 korban meninggal diidentifikasi bernama Jarvis Alexander dan Jaquayla Young yang keduanya sama-sama berumur 19 tahun. Keduanya dinyatakan tewas di tempat kejadian, ujar Kapten Frank Umbrino pada jumpa pers Sabtu malam.

Sementara 14 korban luka lainnya berusia antara 17-23 tahun dan dibawa ke 2 rumah sakit lokal terdekat. Tidak ada dari mereka yang mengalami luka berat.

Menurut Umbrino, setidaknya ada 3-4 orang yang menembak, dengan baku tembak yang berlangsung selama lebih dari satu menit.

Pertengkaran itu kemungkinan besar dimulai di depan rumah dengan arah tembakan dari depn, belakang dan atas jalan. Banyak selongsong peluru ditemukan dalam rentang jarak 2 hingga 3 blok.

"Jaquayla dan Jarvis agaknya bukan target yang disasar," ujar Umbrino. "Kita ada 2 korban tak bersalah di sini yang sedang menghadiri pesta dengan teman-teman mereka."

Baca juga: Usai Tragedi Christchurch, Ini Deretan Penembakan Masjid Lainnya di Dunia

Namun, sejauh ini Kepolisian Rochester masih belum mengidentifikasi pelaku penembakan.

Para petugas masih mewawancarai para saksi untuk mendapatkan informasi lebih tentang bagaimana insiden penembakan itu dimulai serta mempelajari lebih lanjut tentang para tersangka melalui bukti video.

"Ini akan menjadi suatu hal yang menjemukan dan memiliki proses yang panjang," ujar Umbrino, "Kami butuh orang-orang melapor dan memberikan apa yang kami butuhkan untuk menahan mereka yang berbuat."

Masih belum jelas apa yang memicu penembakan, ujar Umbrino, namun tampaknya karena pertengkaran yang "meningkat dengan cepat".

Seorang saksi mengatakan kepada media afiliasi ABC, WHAM, bahwa tembakan itu terdengar "seperti Perang Vietnam."

"Tindakan kekerasan yang tragis ini telah berdampak pada kehidupan banyak orang dan keluarga," kata Walikota Rochester, Lovely Warren dalam pernyataan yang diberikan kepada WHAM, Sabtu kemarin.

"Saya memohon semua orang untuk tetap tenang dan menahan diri saat RPD menyelidiki apa yang terjadi di sini dan mencari mereka yang bertanggung jawab."

Baca juga: Brenton Tarrant, Teroris Penembakan Masjid Selandia Baru, Dihukum Seumur Hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com