Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kenapa Pesta Pernikahan Dianggap "Ide Buruk" di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 19/09/2020, 11:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber People

KOMPAS.com - Pesta pernikahan tentu sudah menjadi tradisi bagi kebanyakan orang untuk merayakan, mensyukuri dan mengenang momen terindah dalam hidup mereka. 

Namun, di tengah pandemi Covid-19, pesta yang harusnya diliputi rasa gembira dan kebahagiaan bisa berubah menjadi malapetaka.

Melansir People, seorang profesor epidemiologi dari UCLA Fielding School of Public Health, Dr Anne Rimoin mengatakan bahwa pernikahan bisa menjadi acara "superspreader" virus corona.

"Jangan datang," ungkap Dr Rimoin menasihati mereka yang hendak menghadiri acara pesta pernikahan.

"Kini, kita harus tetap punya andil... cara penularan virus masih sama. Kita tidak bisa membengkokkan aturan hanya karena punya acara spesial."

Baca juga: Pesta Pernikahan jadi Superspreader Virus Corona, 7 Tewas dan 177 Terinfeksi

Klaster baru infeksi virus corona telah menjadi topik utama dari berbagai pemberitaan media beberapa bulan belakangan.

Otoritas Kesehatan di Maine baru-baru ini mengumumkan bhwa pesta pernikahan yang terjadi pada 7 Agustus kemarin menyebabkan 175 kasus infeksi Covid-19 baru dan menewaskan 7 orang setelah virus menyebar ke penjara dan rumah sakit.

Upacara pernikahan lainnya dihadiri oleh 65 tamu undangan, di atas dari jumlah batas yang diberikan negara yakni sebanyak maksimal 50 orang. 

Kasus infeksi positifnya terdapat pada 56 orang termasuk kontak sekunder dan tersier mereka.

Kemudian di Minnesota, pada 22 Agustus, sebuah pernikahan dan resepsi yang digelar secara indoor dan memiliki agenda 'dansa' menyebabkan setidaknya 70 kasus infeksi corona menurut Otoritas Kesehatan setempat.

Baca juga: Pengantin Pria Positif Covid-19, Ratusan Tamu Pernikahan Diminta Karantina

Rimoin mengatakan, orang-orang harusnya mengingat bahwa ada banyak kasus kehilangan tragis yang terjadi jika pesta pernikahan dilakukan.

Menurut pakar epidemi itu, penting bagi pasangan yang menikah untuk membahas secara serius risiko yang akan terjadi jika mereka menggelar pesta pernikahan.

Apalagi jika mereka punya beberapa kondisi seperti lingkungan rumah tangga yang terdiri dari multi-generasi, keluarga atau kerabat dengan penyakit berat bawaan, atau apakah kondisi karantina mandiri bisa diterapkan jika terpapar virus.

"Pernikahan (melibatkan) tentang cinta, komunitas dan komitmen dan itu artinya setiap orang harus berkomitmen menjaga orang-orang dan komunitas yang mereka cintai agar tetap aman," ujar Dr Rimoin.

Baca juga: Pengantin Pria Meninggal Setelah Menikah, 30 Tamu Pernikahan Positif Covid-19

Dia juga menyarankan bahwa pasangan yang menikah harus memikirkan masa depan mereka, dan dengan memikirkan masa depan bukan berarti membuat orang yang dicintai dalam risiko.

Dr Rimoin juga memberikan alternatif bagi pasangan yang tetap ingin menjalankan pesta pernikahan.

Pesta pernikahan sebaiknya di tempat terbuka dengan hanya dihadiri 10 orang atau kurang. Memakai masker dan melakukan jaga jarak fisik dan sosial.

Namun dia lebih menyarankan, "Jika Anda bisa menunggu, itu lebih baik."

Sejauh ini, berdasarkan laporan New York Times yang dikutip People, sebanyak 6,6 juta kasus infeksi virus corona terjadi di Amerika Serikat dengan sebanyak 195,183 orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com