Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Muhyiddin, Perdana Menteri yang Lemah dan Tak Berdaya

Kompas.com - 13/09/2020, 19:05 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melancarkan serangan terbaru terhadap penggantinya Muhyiddin Yassin.

Berbicara dalam wawancara dengan Malaysia Kini, Jumat (11/9/2020), politisi berjuluk Dr M itu menyebut Muhyiddin sebagai sosok Perdana Menteri yang lemah dan tak berdaya.

Baca juga: Disebut Paling Gembira karena Anwar Ibrahim Tak Menggantikannya, Ini Jawaban Mahathir

Muhyiddin Disandera UMNO dan PAS

“Muhyiddin sangat lemah. Dia bergantung kepada UMNO dan PAS. Jika dia mengambil tindakan keras terhadap mereka, pemerintahannya akan tamat,” kritik Dr M.

Politisi senior ini menyebut itulah alasan mengapa Muhyiddin tidak pernah mengambil tindakan tegas terhadap serangkaian blunder dan kesalahan yang dilakukan menteri-menteri dari kedua partai tersebut.

Adapun kontroversi memang sedang menerpa kabinet Muhyiddin. Salah satunya adalah Menteri Perkebunan dan Komoditi Khairuddin Razali dari PAS.

Baca juga: Mahathir Bakal Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada PM Malaysia

Menteri berusia 47 tahun itu menjadi bulan-bulanan setelah diketahui melanggar masa karantinanya sepulang dari kunjungan kerja ke Turki.

Alih-alih mengarantina dirinya selama 14 hari, Khairuddin muncul di sidang parlemen berselang 7 hari setelah kembali ke negeri “Jiran”.

Mahathir melanjutkan terjepitnya posisi Muhyiddin membuat dia memutuskan tidak mengangkat Deputi Perdana Menteri.

Dr M mengatakan mantan sekutu politiknya di Partai Bersatu itu tidak berani karena khawatir menyinggung mitra koalisi Perikatan Nasional.

Baca juga: Mahathir Disebut Sangat Senang dengan Langkah Sheraton yang Jatuhkan Pakatan Harapan

“UMNO dan PAS menyandera Perdana Menteri,” Mahathir menyindir.

Politisi berusia 95 tahun itu juga mengecam Muhyiddin yang menurutnya telah melupakan prinsip politiknya.

“Dia tidak lagi peduli mengenai perjuangan membela kepentingan rakyat. Yang penting sekarang mengamankan jabatannya sebagai PM.”

Hubungan antara Mahathir dan Muhyiddin terus memanas sejak kolapsnya koalisi Pakatan Harapan pimpinan Mahathir pada bulan Februari lalu.

Murka Mahathir semakin membara setelah dia dipecat oleh Bersatu, partai yang didirikannya bersama Muhyiddin, karena menolak mendukung pemerintahan Perdana Menteri berusia 73 tahun itu.

Baca juga: Mahathir Tidak Yakin Partai Milenial Syed Saddiq Akan Menang Pemilu

Awalnya berharap dapat berekonsiliasi, Muhyiddin mengurungkan niatnya setelah Mahathir tanpa henti melayangkan kritik pedas dan menuduhnya sebagai pengkhianat.

Muhyiddin jarang menanggapi Mahathir. Salah satu pernyataannya adalah menghormati keputusan Mahathir yang memilih untuk menjadi oposisi.

Mahathir yang telah menumbangkan 3 Perdana Menteri Malaysia sepanjang karir politiknya memutuskan mendirikan partai baru bernama Pejuang.

Dia bertekad akan menjatuhkan Muhyiddin yang memiliki mayoritas sangat tipis 1 kursi di parlemen Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com