KOMPAS.com - Dalam menghadapi pandemi Covid-19, negara-negara yang melakukan respons cepat dengan menggalakan pengujian secara massal adalah salah satu cara untuk mencapai keberhasilan dalam menanggulangi penyebaran virus corona.
Menurut laporan BBC pada 23 April lalu, negara yang cepat respons melakukan pengujian di antaranya, Korea Selatan, yang mulai melakukan pengujian lebih awal di klinik, rumah sakit, dan pusat drive-through.
Kasus pertama yang dikonfirmasi adalah pada 20 Januari 2020.
Enam minggu kemudian, pada 16 Maret, Korea Selatan menguji 2,13 orang per 1.000 orang.
Di Italia, yang memiliki kasus pertama yang dikonfirmasi pada 31 Januari, menguji 1,65 orang per 1.000 orang, selama 6 minggu.
Permulaan yang lebih lambat dalam melakukan pengjian virus corona adalah salah satu faktor yang mempersulit penanganan penyebaran infeksi virus secara keseluruhan.
Namun, untuk menggalakan pengujian virus corona tidak sederhana. Proses pengujian Covid-19 yang akurat membutuhkan sejumlah ketersediaan alat.
Dibutuhkan alat penyeka hidung panjang dan reagen sebagai dasar untuk pengetesan.
Setelah itu, sample tes dikirim ke laboratorium teknisi yang dapat menganalisis sample menggunakan mesin PCR (polymerase chain reaction).
Lalu, perlu ada sistem untuk menerima hasil analisis sampel dan laporannya untuk disampaikan kepada pihak berwenang.
Baca juga: Dampak Corona, Pernikahan Gadis di Bawah Umur Meningkat di Asia
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan