Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamerad Duch, Penjahat Kemanusiaan Khmer Merah Meninggal di Usia 77 Tahun

Kompas.com - 02/09/2020, 12:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Kamerad Duch, mantan pejabat senior dari Khmer Merah yang menjadi penjahat kemanusiaan dilaporkan meninggal di usia 77 tahun.

Pria dengan nama asli Kaing Guek Eav itu mengembuskan napas terakhir sebagai terpidana seumur hidup dalam kasus yang disidangkan oleh PBB.

Kamerad Duch sebelumnya merupakan komandan yang mengelola Penjara Tuol Sleng, di mana ribuan orang disiksa dan dipenjara pada akhir 1970-an.

Baca juga: Terbukti Genosida, 2 Pemimpin Khmer Merah Ini Dipenjara Seumur Hidup

Adapun sekitar dua juta orang diyakini tewas ketika Khmer Merah, kelompok yang menganut ideologi Maoisme, menguasai Kamboja pada 1975 hingga 1979.

Duch merupakan anggota senior pertama kelompok itu yang terbukti bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan, dalma sidang vonis 2012.

Juru bicara pengadilan Neth Pheaktra mengatakan, sang pejabat kemanusiaan meninggal pada umur 77 tahun karena menderita sakit selama bertahun-tahun.

"Dia meninggal pagi ini pukul 00.52 di Rumah Sakit Persahabatan Khmer Soviet. Penyebabnya tak bisa saya ungkapkan," kata Pheaktra dikutip BBC Rabu (2/9/2020).

Apa yang terjadi pada Penjara Tuol Sleng?

Kamboja Duch merupakan komandan yang diserahi penjara S-21, dikenal juga sebagai Tuol Sleng, tempat penyiksaan terkejam selama mereka berkuasa.

Disebutkan paling sedikit 15.000 pria, perempuan, dan anak-anak yang dipandang sebagai musuh masuk ke bangunan yang dulunya sekolah tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Vietnam Tumbangkan Rezim Brutal Khmer Merah

Kebanyakan dari mereka kemudian disiksa, dipaksa mengaku atas kejahatan fiktif, sebelum dibunuh melalui eksekusi massal di luar Phnom Penh.

Para tahanan rata-rata adalah pejabat dari pemerintahan yang lama, warga yang dianggap kelas menengah, hingga anggota yang dianggap tidak setia.

Para penjaga, yang rata-rata masih remaja, kemudian memaksa tawanan menuliskan apa saja yang dituduhkan ke mereka, dan berakibat keluarga hingga teman juga ikut ditahan.

Mereka selamat dari penyiksaan kemudian dibawa ke "lapangan eksekusi" di Choeung Ek di mana mereka dibunuh, bahkan ada yang dieksekusi setelah menggali kuburannya sendiri.

Selama persidangan, Kamerad Duch mengakui perannya di penjara tersebut dan meminta maaf atas kejahatan yang dibuatnya lebih dari 40 tahun silam.

Baca juga: Mahkamah PBB Kukuhkan Hukuman Seumur Hidup bagi Pemimpin Khmer Merah

Dia kemudian mengklaim bahwa berbagai perbuatan brutalnya semata hanya menjalankan perintah. Namun, pembelaannya kemudian ditolak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com