Namun, Tarrant berlari ke mobilnya, memberi kesempatan kepada Aziz untuk mengambil senapan yang dibuang dan melemparkannya ke kendaraan.
"Ketika jendela sampingnya pecah, saya bisa melihat di matanya dia takut akan nyawanya sendiri...Anda harus berterima kasih kepada Tuhan pada hari itu saya tidak menangkap Anda," kata Aziz kepada Tarrant.
"Anda tidak akan pernah melupakan kedua mata yang Anda tinggalkan ini (mata Aziz)," ucapnya.
Baca juga: Teroris Penembakan Masjid Selandia Baru Hadapi Korbannya dengan Tampang Datar
Aden Diriye, ayah dari Mucaad Ibrahim yang berusia 3 tahun yang ditembak mati dari jarak dekat oleh Tarrant, menyebut pembunuh itu sebagai "orang jahat" yang kekejamannya telah gagal dalam tujuannya untuk menabur kebencian dan ketakutan.
Diriye mengatakan kepada Tarrant untuk "tahu bahwa keadilan sejati menunggu Anda di kehidupan selanjutnya dan itu akan jauh lebih parah (daripada penjara). Saya tidak akan pernah memaafkan Anda atas apa yang telah Anda lakukan."
"Anda telah membunuh anak saya dan bagi saya itu seolah-olah Anda telah membunuh seluruh Selandia Baru," ungkapnya.
"Saya tidak akan pernah lupa bagaimana dia akan bermain di masjid dan berteman dengan setiap jamaah yang hadir, tua dan muda. Dia dipuja oleh semua," ungkapnya.
Diriye mengatakan bahwa kekejaman dan kebencian yang Tarrant ingin sebarkan tidak akan membuat komunitas di masjid-masjid kota Christchurch menjadi bercerai-berai.
"Sebaliknya itu telah menyatukan komunitas kami di Christchurch, memperkuat iman kami, meningkatkan kehormatan keluarga kami dan menyatukan bangsa kami yang damai."
Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Tertawa saat Melakukan Aksinya
Hasmine Mohamedhosen, yang saudaranya Mohamed terbunuh, menyebut Tarrant sebagai "anak iblis" yang diinginkannya akan "membusuk di neraka di antara 4 dinding sel untuk selamanya".
Ahad Nabi, yang ayahnya Haji Daoud Nabi, yang terbunuh di masjid Al Noor, mengatakan Tarrant tidak boleh diizinkan untuk berjalan bebas.
"Saat Anda di penjara, Anda akan menyadari bahwa Anda sekarang berada di neraka dan hanya api yang menanti Anda," katanya.
Mustafa Boztas, yang ditembak di kaki, menyebut Tarrant lebih rendah dari hewan, "Anda bahkan bukan manusia, bahkan bukan hewan, karena hewan bermanfaat bagi dunia."
John Milne, yang putranya Sayyad (14 tahun) dibunuh, mengatakan sejak pembunuhan itu mentalnya terluka, sehingga harus mendapatkan perawatan psikiatri.
"Ada lubang besar di hati saya yang hanya akan sembuh ketika saya bertemu Sayyad lagi di surga," katanya.
"Aku berharap bisa melihatmu di sana juga, Brenton, dan jika kamu mendapat kesempatan, aku ingin kamu meminta maaf kepada Sayyad. Aku yakin dia juga memaafkanmu."
Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Mengaku Ingin Bunuh Orang Sebanyak Mungkin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.