Diperkirakan 80.000 orang tewas seketika akibat insiden itu.
Kota seluas 13 km persegi yang dulunya merupakan pusat perdagangan, militer, dan transportasi ramai, seketika berubah jadi puing-puing rata dengan tanah.
Setidaknya sepertiga penduduk Hiroshima tewas dan menyapu bersih 70 persen kota itu dari muka bumi.
Setelah api padam Hiroshima tak bisa dikenali lagi. Bangunan ambruk, tiang-tiang telegraf roboh, dan ribuan pohon mati berdiri kota yang mendadak jadi gurun pasir itu.
Mereka yang selamat dari serangan itu berjalan merintih kesakitan di jalanan dalam kondisi terpapar radiasi.
Sementara itu para korban tewas terkubur di bawah tumpukan reruntuhan bangunan dan ada yang tertimbun tanah.
Baca juga: Kisah 3 Wanita Korban Selamat dari Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki 75 Tahun Silam
Sungai-sungai tersumbat oleh orang-orang yang tewas kesakitan akibat luka bakar parah, dari bola mata sampai kulit yang terbakar habis. Mereka meninggal dalam penderitaan yang tak terbayangkan perihnya.
Dari 28 rumah sakit di Hiroshima, 26 hancur dan sebagian besar dokter serta perawat tewas dalam ledakan itu.
Rumah sakit lapangan langsung didirikan dengan tergesa-gesa, dan pengantaran korban luka ke kota lain juga langsung diatur.
Sampai akhir tahun 1945 jumlah korban tewas mencapai 130.000 orang hanya di Hiroshima saja.
Kemudian tiga hari berselang usai Hiroshima, bom kedua jatuh di kota Nagasaki menewaskan 35.00-40.000 orang seketika. Total ada sekitar 70.000 orang yang tewas di Nagasaki.
Nasib Nagasaki sedikit lebih baik dibandingkan Hiroshima. Kota itu terhindar dari badai api dahsyat karena sumber bahan bakar tidak sebanyak di Hiroshima.
Kehancuran hanya terjadi di sisi utara kota, dengan 22,7 persen total bangunan yang hancur. Bandingkan dengan 92 persen bangunan hancur total atau rusak paradi di Hiroshima.
Baca juga: Kisah Mengharukan Penyintas Bom Hiroshima-Nagasaki, Berharap Tak Ada Lagi Senjata Nuklir
Kondisi tersebut memungkinkan Nagasaki pulih lebih cepat dari Hiroshima pasca-ledakan.
Sebab usai dihantam bom atom, Hiroshima mendapat bencana lagi yakni diterjang topan dahsyat pada 17 September 1945.