Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut jika Kim Yo Jong Berkuasa, Dia Bisa Lebih Buruk dari Kakaknya Kim Jong Un

Kompas.com - 25/08/2020, 17:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pakar menyatakan, adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dianggap bisa lebih brutal dari kakaknya jika berkuasa di Korea Utara.

Kim adik menjadi kandidat yang paling kuat dipilih menyusul rumor berembus, yang menyatakan bahwa sang kakak mengalami koma.

Sebagai tanda bahwa dia adalah kandidat terkuat, setidaknya dalam dua bulan terakhir Kim adik lebih sering berbicara atas nama Kim Jong Un.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dinilai Bisa Lebih Kejam dari Sang Kakak

Pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS David Maxwell menerangkan, dia tidak mendapatkan gambaran seperti apa nanti cara Kim Yo Jong memerintah.

"Tetapi dalam prediksi saya, mengingat reputasi dan sejarah keluarganya, dia bakal memerintah dengan tangan besi," kata Maxwell.

Adapun Maxwell merupakan salah satu penulis rencana cadangan Pentagon bersama Korea Selatan mengantisipasi kejatuhan rezim Korea Utara, pada 1999.

Dia menerangkan, sempat muncul spekulasi bahwa Kim kakak akan lebih terbuka bagi dunia ketika menggantikan ayahnya, Kim Jong Il, pada 2011.

Namun, Maxwell yang kini menjadi peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies mengatakan bahwa spekulasi itu tak pernah terjadi.

"Jadi, saya kira kita harus mengasumsikan bahwa setiap penerus akan bertindak lebih brutal dari pendahulunya," ujar dia dilansir New York Post Senin (24/8/2020).

Baca juga: Pakar Sebut Kim Jong Un Bisa Dikudeta Adiknya Sendiri, Kim Yo Jong

Maxwell juga mencatat kabar bahwa Kim Jong Un koma merupakan "spekulasi sepihak yang datang dari mantan pejabat Korea Selatan".

Dia merujuk kepada Chang Song-min, eks pejabat di era Presiden Kim Dae-jung, yang menyiratkan bahwa KIm sudah koma selama berbulan-bulan.

Chang mengklaim bahwa berbagai foto yang menunjukkan kehadiran Kim dalam agenda pemerintahan adalah palsu. Sejauh ini, pakar menyanggah klaim tersebut.

"Kami belum melihat bukti khusus bahwa sesuatu tengah terjadi," ucap Maxwell, yang dibenarkan Lee Sung-yoon, profesor di Tufts University’s Fletcher School of Law and Diplomacy.

Lee menyebut bahwa Chang hanya sekadar menyembulkan klaim serupa pada April, di mana sang pemimpin tertinggi juga disebut mengalami koma.

Baca juga: Kim Yo Jong Perkuat Posisinya sebagai Orang Nomor 2 di Korea Utara

Foto yang dirilis pada 27 April 2018 memperlihatkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani buku tamu di sebelah adik sekaligus penasihatnya, Kim Yo Jong, di desa perbatasan terpercaya Panmunjeom, Korea Selatan.AP/Korea Summit Press Pool Foto yang dirilis pada 27 April 2018 memperlihatkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani buku tamu di sebelah adik sekaligus penasihatnya, Kim Yo Jong, di desa perbatasan terpercaya Panmunjeom, Korea Selatan.

Meski begitu, dia menyebut terdapat rencana cadangan untuk menaikkan pamor Kim Yo Jong, dan jika diperlukan, membuatnya berkuasa jika sang kakak mengalami masalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com