Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel-UEA Jalin Kembali Hubungan Diplomatik, Ini Respons Beberapa Negara

Kompas.com - 14/08/2020, 14:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Uni Arab Emirat (UEA) adalah negara Teluk Arab pertama yang melakukan kesepakatan normalisasi diplomatik dengan Israel, setelah membatasi kontak selama bertahun-tahun.

UEA mengatakan bahwa kesepakatan itu adalah sebuah "kemenangan" untuk diplomasi di kawasan tersebut. Sementara Israel menyebut momentum itu sebagai "hari bersejarah" kedua negara.

Dilansir Middle East Eye, delegasi dari kedua negara diharapkan bertemu dalam beberapa minggu mendatang untuk menandatangani perjanjian bilateral di bidang investasi, pariwisata, penerbangan langsung, keamanan, telekomunikasi, dan bidang lainnya.

UEA dan Israel juga berencana akan saling bertukar duta besar dan membuka kedutaan besar bersama.

Baca juga: Trump Umumkan Perjanjian Damai antara Israel dan Uni Emirat Arab

Meski sebelumnya Israel tidak punya hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk, Dubai, sebagai pusat perdagangan berlian utama diam-diam telah menjalin kerja sama dagang dengan Tel Aviv.

Kekhawatiran umum atas pengaruh dan aktivitas regional Iran juga mengarah pada mencairnya hubungan kedua negara pada beberapa tahun belakangan.

Seperti apa reaksi beberapa negara atas normalisasi diplomatik Israel dan Uni Emirat Arab? Dari Palestina yang menuduh UEA telah 'menusuk dari belakang' sampai Mesir, Bahrain dan Inggris yang meluncurkan pujian.

Selengkapnya, berikut ini respons beberapa negara terkait pakta Israel-UEA:

Baca juga: Perjanjian Israel-UEA Digadang sebagai Langkah Besar Menuju Perdamaian

1. Palestina

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas melalui juru bicaranya menyatakan kecamannya terhadap kesepakatan UEA-Israel. 

Penasihat senior presiden Palestina, Nabil Abu Rudeineh pada Kamis kemarin (13/8/2020) mengatakan bahwa, "Pemimpin Palestina menolak dan mengecam hubungan trilateral UEA, Israel dan AS, suatu pengumuman yang mengejutkan."

Rudeineh mengatakan kesepakatan itu sebagai "pengkhianatan terhadap Yerusalem, Al Aqsa dan perjuangan Palestina."

Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior Otoritas Palestina, mengatakan Israel telah diberi ganjaran atas tindakannya di wilayah Palestina sejak 1967.

"UEA telah terbuka tentang kesepakatan atau normalisasi rahasianya dengan Israel. Tolong jangan kasihani kami. Kami bukan daun ara siapa pun!" ujarnya melalui Twitter.

Seorang juru bicara Hamas mengatakan UEA pada dasarnya telah "menikam" orang-orang Palestina dari belakang, sementara yang lain mengatakan itu "tidak melayani kepentingan Palestina".

Adapun Gerakan Jihad Islam di Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "penyerahan diri".

Baca juga: Soal Caplok Tepi Barat, PM Israel: Ditunda, Bukan Dibatalkan

2. Uni Emirat Arab

Duta besar UEA untuk AS, Youssef Al Otaiba mengatakan kesepakatan itu merupakan "kemenangan" untuk diplomasi di wilayah Teluk.

Sementara, berlawanan dengan apa yang disampaikan PM Israel, dalam pengumuman kesepakatan hubungan diplomatik, Putra Mahkota Abu Dhabi, Pangeran Mohammed bin Zayed mengatakan "kesepakatan telah menghentikan tindakan Israel ke depannya untuk mencaplok wilayah-wilayah Palestina."

Dia juga menambahkan bahwa UEA dan Israel telah membangun sebuah peta alur hubungan bilateral.

Anwar Gargash, seorang pejabat senior UEA mengatakan bahwa kesepakatan itu membantu meredakan "bom waktu" dari rencana aneksasi Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang mengancam solusi 2 negara atas konflik Israel-Palestina.

Gargas yang menjabat Menteri Dalam Negeri UEA untuk urusan Luar Negeri mengatakan bahwa kesepakatan itu merupakan langkah berani namun penting untuk dilakukan di wilayah Teluk Arab.

"Wilayah ini sangat terpolarisasi. Anda akan dengar suara berisik tapi saya pikir ini penting untuk melangkah ke depan," ujar Gargash.

Baca juga: UEA Ambil Langkah Berani Menormalisasi Hubungan dengan Israel

3. Iran

Sementara itu menurut eks Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, mengecam kesepakatan itu dengan mengatakan hal itu tidak menjaga keamanan dan perdamaian di kawasan tersebut, serta menegur Abu Dhabi yang telah 'berbalik arah' dari berjuang bersama Palestina.

"Pendekatan baru UEA untuk menormalisasi hubungan dengan 'si palsu dan kriminal Israel' tidak akan menjaga perdamaian dan keamanan namun menyokong pada kejahatan Zionis yang tengah berlangsung," ujar Amirabdollahian di Twitter.

"Perilaku Abu Dhabi tidak punya pembenaran, berbalik dari perjuangan Palestina. Dengan kesalahan strategi seperti itu, UEA akan dilalap api zionisme,"

4. Mesir

Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi, yang merupakan sekutu dekat UEA mengatakan bahwa dia "menghargai upaya" dari UEA dan Israel untuk "mencapai kemakmuran dan stabilitas di wilayah kita".

"Saya mengikuti dengan penuh minat dan apresiasi pernyataan bersama antara Amerika Serikat, UEA dan Israel untuk menghentikan aneksasi Israel atas tanah Palestina dan mengambil langkah-langkah untuk membawa perdamaian di Timur Tengah," ujar Sisi di Twitter.

"Saya menghargai upaya mereka yang bertanggung jawab atas kesepakatan itu untuk mencapai kemakmuran dan stabilitas kawasan kita."

Baca juga: Gelar Perjanjian Damai dengan UEA, Israel Setuju Tak Caplok Tepi Barat

5. Yordania

Yordania mengatakan kesepakatan itu dapat mendorong negosiasi perdamaian yang terhenti jika berhasil mendorong Israel untuk menerima negara Palestina di tanah yang telah diduduki Israel sejak Perang Arab-Israel 1967.

"Jika Israel memperlakukannya sebagai imbalan untuk mengakhiri pendudukan... itu akan menggerakkan kawasan itu menuju perdamaian yang adil," kata Menteri Luar Negeri Ayman Safadi dalam sebuah pernyataan di media pemerintah.

6. Bahrain

Bahrain menyambut baik perjanjian itu, dengan mengatakan itu menghentikan rencana aneksasi Israel dan meningkatkan peluang perdamaian, menurut kantor berita negara BNA.

Negara Teluk kecil itu adalah sekutu dekat Arab Saudi. Bahrain juga memuji AS atas upayanya menjadi perantara kesepakatan.

7. Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut baik perjanjian tersebut, menyebutnya sebagai "kabar yang sangat baik".

"Saya sangat berharap bahwa aneksasi tidak dilanjutkan di Tepi Barat dan kesepakatan hari ini untuk menangguhkan rencana tersebut merupakan langkah yang disambut baik dalam perjalanan menuju Timur Tengah yang lebih damai," kata Johnson di Twitternya pada Kamis kemarin.

Baca juga: Soal Caplok Tepi Barat, PM Israel: Ditunda, Bukan Dibatalkan

8. Perancis

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Perancis menyambut baik normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan UEA.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis kemarin, Le Drian mengatakan keputusan Israel untuk menangguhkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki berdasarkan perjanjian bersejarah adalah "langkah positif".

Kesepakatan itu membuka jalan bagi dimulainya kembali pembicaraan antara Israel dan Palestina dengan tujuan untuk mendirikan dua negara, katanya, menyebutnya "satu-satunya pilihan" untuk mencapai perdamaian di kawasan itu.

9. PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyambut baik "setiap prakarsa yang dapat meningkatkan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah", ungkap seorang juru bicara PBB mengatakan kepada wartawan tentang perjanjian UEA-Israel.

Stephen Dujarric, Juru bicara, mengatakan PBB akan menyampaikan pernyataan lebih lanjut di kemudian hari.

Baca juga: Kenapa Israel Belum Duduki Tepi Barat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com