Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Sebabkan Pakatan Harapan Kolaps, Begini Sindiran Mahathir ke UMNO

Kompas.com - 14/08/2020, 08:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menuding anggota parlemen UMNO, telah menyalahkannya atas kolapsnya pemerintahan di bawah koalisi Pakatan Harapan (PH).

Politisi berjuluk Dr M itu juga menganggap para anggota parlemen dari koalisi Perikatan Nasional (PN) tidak memahami cara kerja Konsitusi Federal.

"Saya tidak mundur. Tapi mungkin anggota parlemen dari koalisi yang berkuasa tidak mengerti bagaimana konstitusi kita bekerja."

Baca juga: Anwar Ibrahim Merasa Ditipu Mahathir Mohamad soal Suksesi PM Malaysia

"Ketika Parti Pribumi Bersatu Malaysia meninggalkan PH, PH kolaps, sehingga pemerintahan kosong."

"Jika PH bukan pemerintah, bagaimana saya bisa jadi perdana menteri?"

"Jadi bagaimana saya bisa mengundurkan diri jika saya tidak punya posisi lagi?" kata Dr M kepada Dewan Rakyat dalam pembahasan RUU Penawaran (Realokasi Anggaran Belanja) 2020, dikutip dari Malay Mail Kamis (13/8/2020).

Baca juga: Mahathir Mohamad Dirikan Partai Independen, Ini Visi Misinya

Jawaban Mahathir itu menanggapi anggota parlemen Barisan Nasional dari Gerik, Datuk Hasbullah Osman, yang menyalahkan Dr M karena secara tidak langsung menyebabkan terlambatnya kemajuan di daerah terakhir pemilihan parlemen.

"Menurut saya sulit (bagi mereka) untuk mengerti, (karena saya) harus mengulang hal ini berkali-kali, seolah-olah mereka tidak bisa mendengar. Saya tidak yakin."

"Saya memberitahu Raja bahwa saya mengundurkan diri, tetapi itu tidak berarti saya membuat keputusan sendiri."

"Karena ketika partai saya keluar dari PH, PH bukan lagi pemerintahan dan otomatis semua menteri PH dicopot karena langkah itu," katanya mengacu pada Bersatu.

Baca juga: Goyang Singgasana Muhyiddin, Mahathir Dirikan Parpol Independen

Mahathir juga sudah berkali-kali mengatakan, ini adalah pengkhianatan dan dia mengulang lagi perkataannya kemarin.

"Kami dipilih oleh rakyat, orang-orang yang percaya pada perjuangan kami melawan kleptokrasi."

"Tapi saat kami di pemerintahan, kami menyabotase pemerintah kami sendiri karena kami ingin jadi perdana menteri. Terima kasih," sindir Mahathir kepada Muhyiddin Yassin, PM Malaysia sekarang yang juga merupakan Presiden Bersatu.

Mahathir meletakkan jabatannya sebagai PM Malaysia pada akhir Februari, setelah Bersatu mengumumkan keluar dari PH.

Lalu dia mengumumkan pembentukan partai baru, dan pada Jumat pekan lalu (7/8/2020) mengungkap nama partai itu adalah Parti Pejuang Tanah Air.

Baca juga: Peran Mahathir Mohamad atas Terbukanya Kasus 1MDB yang Menjerat Najib Razak

Sebelumnya Hasbullah membela anggota parlemen UMNO, mengatakan bahwa mereka tidak berupaya menggulingkan pemerintahan PH dan pemerintahan kolaps karena Mahathir mundur dari jabatan PM.

"Mengapa menuduh kami menggulingkan pemerintah? Itu tidak mungkin dan tidak logis."

"Seolah-olah kami mencuri kekuasaan, tetapi ini sebenarnya adalah pekerjaan Tuhan karena kami tidak dapat menebak mengapa (Mahathir) ingin mengundurkan diri," kata Hasbullah dikutip dari Malay Mail.

Baca juga: Inilah Nama Partai Baru yang Didirikan Mahathir Mohamad: Pejuang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com