Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Beirut, Siapa yang Seharusnya Bertanggung Jawab?

Kompas.com - 13/08/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Sampai ledakan terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa lalu (4/8/2020), Para pejabat Lebanon masih bertukar peringatan tentang muatan bahan kimia di dalam kargo pelabuhan namun tidak melakukan tindakan apapun meski para ahli sudah mengkhawatirkan hal itu bisa menyebabkan kebakaran besar.

Pada 3 Agustus, sehari sebelum stok besar amonium nitrat itu meledak dan memporak-porandakan sebagian besar ibu kota Lebanon, menteri pekerjaan umum menerima surat.

Menurut media Perancis AFP, surat itu berasal dari Dewan Pertahanan Tertinggi dan memberitahu bahwa sejumlah besar amonium nirat disimpan di gudang pelabuhan Beirut.

Michael Najjar, menteri sementara karena pemerintahan Lebanon melakukan pengunduran diri mengatakan, "Saya diinformasikan 24 jam sebelum ledakan terjadi, ketika saya mendapatkan surat dari Dewan Pertahanan Tertinggi."

Surat itu bertanggal 24 Juli namun baru sampai 10 hari kemudian kepada Najjar karena banyak kantor pemerinah yang tutup di tengah lockdown akibat pandemi virus corona dan Libur Hari Raya Idul Adha.

Baca juga: Pejabat Keamanan Lebanon telah Memperingatkan Presiden soal Potensi Ledakan di Beirut

Najjar kemudian meminta penasihatnya untuk menghubungi manajer umum Pelabuhan Beirut Hassan Koraytem, yang kini ditahan pasca ledakan, dan meminta agar Koraytem mengirim balik semua dokumen yang relevan.

Setelah mengabaikan peringatan atas potensi bahaya amonium nitrat dari Keamanan Negara, salah satu badan keamanan teratas di negara itu, otoritas pelabuhan mengambil tindakan sehari setelah penasihat menteri menelepon.

Mereka mengirim tim teknis ke gudang 12 di pelabuhan untuk menutup lubang di dinding selatan yang menyebabkan senyawa kimia yang sangat mudah menguap, tetapi juga sangat berharga itu, terbuka.

Menurut sumber keamanan, para pekerja itu mungkin telah memicu kebakaran yang memicu ledakan dahsyat yang mengguncang seluruh negara pada pukul 18:08 waktu setempat, Selasa lalu (4/8/2020).

Menurut angka dari kementerian kesehatan, sedikitnya 171 orang tewas dan sekitar 6.500 lainnya luka-luka akibat ledakan yang merusak kota Beirut.

Baca juga: Resmi, PM Lebanon Hassan Diab Mundur Buntut dari Ledakan Beirut

'Bukan tanggung jawab saya'

Ledakan itu menjadi bencana terburuk di masa damai dalam sejarah Lebanon, akibat ulah manusia yang memicu amarah publik dan kepanikan di antara pejabat negara.

Pada 20 Juli, Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab menerima surat dari Keamanan Negara yang memperingatkan mereka tentang ancaman yang ditimbulkan oleh amonium nitrat.

Kapal yang membawa muatan kimia itu berangkat dari Georgia pada 2013 dan, meskipun Lebanon bukan tujuan akhirnya, kargo berbahaya itu disita ketika kapal tersebut mengalami masalah teknis di Mediterania.

Aoun mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa dia telah menyerahkan surat itu kepada Dewan Pertahanan Tertinggi, yang kemudian dikirimkan ke kementerian pekerjaan umum.

Baca juga: Resmi, PM Lebanon Hassan Diab Mundur Buntut dari Ledakan Beirut

"Saya tidak bertanggung jawab, dan berurusan langsung dengan pelabuhan bukan hak prerogatif saya, ada rantai komando yang harus mengetahui tugasnya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com