Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter di Beirut, Lebanon, Kisahkan "Armageddon" di Rumah Sakit karena Ledakan

Kompas.com - 06/08/2020, 14:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RS Hotel Dieu merawat setidaknya 300 pasien pada Selasa dan melaporkan 13 korban kematian, jelas Direktur Medis Dr George Dabar.

Dia mengungkapkan masih menjadi mahasiswa kedokteran ketika Lebanon dilanda perang saudara pada 1975 sampai 1990 silam.

"Meski begitu, saya masih tak percaya menyaksikan kejadian seperti itu kemarin (Selasa)," terang Dr Dabar dengan suaranya tercekat.

Dengan emosional, dia mengatakan hal paling menyakitkan adalah ketika memberi tahu keluarga bahwa kerabat mereka jadi korban tewas.

"Sangat sulit dan menyakitkan ketika berusaha memberi tahu seorang ayah yang tengah membawa putrinya, bahwa dia sudah tewas," ratapnya.

Baca juga: Ledakan di Lebanon, Kenapa Amonium Nitrat 6 Tahun Disimpan di Beirut?

Menurut keterangan kementerian pertahanan, dua rumah sakit mengaku sudah tidak berfungsi, dengan dua lainnya tidak bisa digunakan.

Dabar menjelaskan, tim medis sebenarnya sudah begitu lelah bertugas mengingat virus corona dan krisis ekonomi yang melanda negara Teluk tersebut.

"Namun ketika menghadapi insiden yang terjadi kemarin, mereka kembali bertsatu dengan solidaritas yang luar biasa," jelas Dabar.

Mulai dari bagian dapur hingga petugas perawatan, mereka bahu membahu untuk memastikan layanan di Rumah Sakit Hotel Dieu tetap berfungsi.

Baca juga: Lewat Twitter, Jokowi Sampaikan Duka Cita untuk Korban Ledakan Lebanon

Mengevakuasi pasien Covid-19

Rumah Sakit St George, salah satu yang tertua di Beirut, mengalami kerusakan parah di mana langit-langit runtuh, dengan kabel listrik tergantung di atas tempat tidur.

"Kami sudah tidak bisa berfungsi," jelas kepala staf rumah sakit, Eid Azar, menegaskan kondisi final yang mereka alami.

Para stafnya berusaha hingga fajar menyingsing untuk melakukan evakuasi terhadap para pasien maupun peralatan yang masih bisa digunakan.

Baca juga: Kata Analis: Tidak Masuk Akal Lebanon Akan Terima Tawaran Bantuan dari Israel Pasca-ledakan Besar di Beirut

"Di tengah kondisi dan situasi ekonomi yang tengah berlangsung sekarang, saya tak tahu berapa lama fasilitas ini akan diperbaiki," kata dia.

Azar menerangkan, di antara pasien yang dievakuasi, terdapat pasien dalam skala prioritas tinggi karena mereka terinfeksi Covid-19.

Azar kemudian mengatakan gentingnya situasi mengingatkannya akan Badai Katrina yang menghantam Amerika Serikat (AS) pada 2005 silam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com