Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Pejabat Wuhan Menghancurkan Bukti Penting Virus Corona

Kompas.com - 28/07/2020, 17:53 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber The Sun

BEIJING, KOMPAS.com – Seorang dokter sekaligus profesor dari Hong Kong, Kwok-Yung Yuen, menuduh pejabat Wuhan menghancurkan bukti virus corona yang penting dan rahasia.

Peneliti sekaligus ahli mikrobiolog itu bahkan mengklaim penghancuran bukti dari pasar di Wuhan sebanding dengan “pengacauan tempat kejadian perkara”.

Komentar yang dilontarkan Yuen tersebut tersebut akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang transparansi China mengenai wabah virus corona sebagaimana dilansir dari The Sun, Senin (27/7/2020).

Hingga saat ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang dan membunuh 694.000 orang di seluruh dunia setelah kasus pertama kali diyakini berasal dari pasar makanan laut di Wuhan.

Baca juga: Wuhan Pulih dari Covid-19, Wisatawan Ramai Berkunjung

Berbicara kepada sebuah program di BBC, Yuen mengaku skeptis atas penanganan pasar makanan laut di Wuhan.

"Saya curiga mereka telah menutup-nutupi. Pejabat lokal yang seharusnya segera menyampaikan informasi namun tidak mengizinkan dan tidak melakukannya dengan cepat,” kata Yuen.

Yuen adalah bagian dari tim ilmuwan yang dikirim ke Wuhan pada 18 Januari.

Dia datang ke pasar tersebut untuk menyelidiki apakah pasar itu telah disterilkan atau apakah ada bukti yang hilang mengenai transmisi hewan ke manusia.

Baca juga: Usai Dihantam Virus Corona, Wuhan Diterjang Banjir Besar

"Ketika kami pergi ke pasar makanan laut Wuhan, tentu saja tidak ada yang terlihat karena pasar sudah dibersihkan,” sambung Yuen.

Dia menambahkan pasar tersebut telah dibersihkan sehingga mereka tidak bisa mengidentifikasi transmisi penularan virus dari hewan ke manusia.

Yuen menambahkan bahwa dia percaya Beijing terus meremehkan keseriusan virus corona meskipun ada bukti jelas penularan terhadap manusia.

"Ada satu hal yang saya pelajari [selama wabah SARS], jika Anda tidak memanfaatkan setiap jam, Anda berada dalam masalah besar," sambung Yuen.

Baca juga: Cerita Warga Wuhan soal Covid-19 di AS: Orang Amerika Egois

Seorang profesor dari Universitas Southampton, Andrew Tatem, telah meneliti data ponsel yang menunjukkan pergerakan orang masuk dan keluar dari wilayah Wuhan sebelum dikarantina.

Dia mengkritik tindakan lambat yang diambil oleh otoritas China dan mengkhawatirkan konsekuensi yang akan ditanggung sangat mahal.

"Jika intervensi yang sama telah diberlakukan pada 2 Januari, kita mungkin telah melihat penurunan jumlah kasus sebanyak 95 persen,” kata Tatem.

Baca juga: China Perlihatkan Sekilas Lab Wuhan yang Dituduh Jadi Sumber Covid-19

Cina menolak sebuah klaim bahwa mereka harus disalahkan atas wabah virus corona.
China juga berpendapat telah bertindak dengan terbuka dan transparan setiap saat.

Negeri “Panda” setuju untuk bergabung dengan penyelidikan internasional jika pandemi virus corona ini berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com