BEIJING, KOMPAS.com – Seorang dokter sekaligus profesor dari Hong Kong, Kwok-Yung Yuen, menuduh pejabat Wuhan menghancurkan bukti virus corona yang penting dan rahasia.
Peneliti sekaligus ahli mikrobiolog itu bahkan mengklaim penghancuran bukti dari pasar di Wuhan sebanding dengan “pengacauan tempat kejadian perkara”.
Komentar yang dilontarkan Yuen tersebut tersebut akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang transparansi China mengenai wabah virus corona sebagaimana dilansir dari The Sun, Senin (27/7/2020).
Hingga saat ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang dan membunuh 694.000 orang di seluruh dunia setelah kasus pertama kali diyakini berasal dari pasar makanan laut di Wuhan.
Berbicara kepada sebuah program di BBC, Yuen mengaku skeptis atas penanganan pasar makanan laut di Wuhan.
"Saya curiga mereka telah menutup-nutupi. Pejabat lokal yang seharusnya segera menyampaikan informasi namun tidak mengizinkan dan tidak melakukannya dengan cepat,” kata Yuen.
Yuen adalah bagian dari tim ilmuwan yang dikirim ke Wuhan pada 18 Januari.
Dia datang ke pasar tersebut untuk menyelidiki apakah pasar itu telah disterilkan atau apakah ada bukti yang hilang mengenai transmisi hewan ke manusia.
"Ketika kami pergi ke pasar makanan laut Wuhan, tentu saja tidak ada yang terlihat karena pasar sudah dibersihkan,” sambung Yuen.
Dia menambahkan pasar tersebut telah dibersihkan sehingga mereka tidak bisa mengidentifikasi transmisi penularan virus dari hewan ke manusia.
Yuen menambahkan bahwa dia percaya Beijing terus meremehkan keseriusan virus corona meskipun ada bukti jelas penularan terhadap manusia.
"Ada satu hal yang saya pelajari [selama wabah SARS], jika Anda tidak memanfaatkan setiap jam, Anda berada dalam masalah besar," sambung Yuen.
Seorang profesor dari Universitas Southampton, Andrew Tatem, telah meneliti data ponsel yang menunjukkan pergerakan orang masuk dan keluar dari wilayah Wuhan sebelum dikarantina.
Dia mengkritik tindakan lambat yang diambil oleh otoritas China dan mengkhawatirkan konsekuensi yang akan ditanggung sangat mahal.
"Jika intervensi yang sama telah diberlakukan pada 2 Januari, kita mungkin telah melihat penurunan jumlah kasus sebanyak 95 persen,” kata Tatem.
Cina menolak sebuah klaim bahwa mereka harus disalahkan atas wabah virus corona.
China juga berpendapat telah bertindak dengan terbuka dan transparan setiap saat.
Negeri “Panda” setuju untuk bergabung dengan penyelidikan internasional jika pandemi virus corona ini berakhir.
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/28/175336570/peneliti-pejabat-wuhan-menghancurkan-bukti-penting-virus-corona