Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Pikirkan Mahathir, Najib Razak Ingin Bersihkan Namanya Dahulu

Kompas.com - 25/07/2020, 20:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyatakan dia ingin membersihkan namanya dahulu sebelum memikirkan Mahathir Mohamad.

Kepada harian Melayu Sinar Harian via telekonferensi, fokusnya saat ini adalah sidang skandal korupsi yang tengah menimpanya.

"Setelah semua itu berakhir, baru saya akan memutuskan. Sejak ucapan Dr Mahathir saya anggap terlalu personal dan berlebihan," ujar Najib Razak.

Baca juga: Mahathir Mohamad Tantang Najib Razak, Ada Apa?

Najib Razak mengatakan, dia yakin kritik yang dialamatkan Mahathir Mohamad, sebagai sesama mantan PM Malaysia, bisa dibendung dengan "fakta, jumlah, dan kebenaran".

"Seperti yang bisa Anda lihat, saya tak pernah melakukan pembunuhan karakter. Tetapi fokus kepada kebijakan, dan penawaran bagus," klaimnya.

Dilansir Malay Mail Rabu (22/7/2020), dia menuturkan mungkin akan ada ejekan untuk menaikkan gairah politik agar tak membosankan.

Najib mengungkapkan, segala tuduhan yang dilontarkan mantan mentor politiknya itu malah berbalik dengan menaikkan pamornya.

Mantan pemimpin koalisi Barisan Nasional itu mengungkapkan, saat ini jumlah netizen yang mengikutinya di Facebook hingga 4,1 juta.

"Jadi, pendekatan yang mereka lakukan malah menjadi simpati untuk asya, karena banyak orang menganggapnya tak pantas menampilkan nilai politik seperti itu," jelasnya.

Baca juga: Najib Razak Masih Dianggap Musuh Nomor 1 oleh Mahathir Mohamad

Dia juga membantah berperan dalam "Sheraton Move" pada Februari lalu, yang berujung pada pengunduran Mahathir dan memanaskan politik Negeri "Jiran".

Raja Malaysia, Sultan Abdullah dari Pahang, kemudian mengakhiri krisis tersebut dengan menunjuk Muhyiddin Yassin dan aliansi Perikatan Nasional.

Najib menjelaskan, dia sama sekali tidak terkait dengan manuver yang dilakukan Muhyiddin, seperti yang dituduhkan oleh Dr M, sebutan Mahathir.

"Mungkin ada yang mengatakan bahwa itu adalah pemerintahan jalur belakang. Tetapi menurut saya sudah dilakukan sesuai konstitusi," paparnya.

PM keenam Malaysia itu menuturkan, dia merasa menjadi kandidat terkuat dalam pemilihan umum yang digelar pada 2023 mendatang.

Meski begitu, dia menerangkan bahwa rakyat-lah yang akan memutuskan apakah dia berhak kembali bertarung di politik atau tidak.

Baca juga: Ratusan Tas Istri Mantan PM Malaysia Najib Razak Rusak, Netizen Malah Senang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com