Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir Yunani soal Hagia Sophia, Begini Balasan Turki

Kompas.com - 25/07/2020, 16:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Pemeirntah Turki melontarkan balasan setelah Yunani menyindir soal Hagia Sophia yang statusnya dikembalikan sebagai masjid.

Pada Jumat (24/7/2020), Shalat Jumat kembali digelar untuk pertama kalinya di bangunan yang masuk Warisan Budaya UNESCO sejak 86 tahun.

Pelaksanaan shalat itu terjadi setelah pada awal Juli, pengadilan tinggi Turki membatalkan dekrit 1934 tentang status Hagia Sophia sebagai museum.

Baca juga: Hagia Sophia Menjadi Masjid, Begini Sindiran Yunani ke Turki

Keputusan itu jelas menuai kemarahan dari sekutu Ankara di NATO, Yunani, yang memang sejak awal relasi dua negara tidak begitu baik.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis kemudian menyindir bahwa perubahan status menjadi masjid bukanlah unjuk kekuatan, tapi "bukti kelemahan".

Dalam keterangan resminya, PM Mitsotakis mengklaim pengembalian status itu "tidak akan bisa menghalangi pancaran sebuah monumen yang jadi warisan global".

"Terutama bagi kami Kristen Ortodoks. Hagia Sophia saat ini ada di hati kami melebihi apa pun. Ada dalam detak jantung kami," kata dia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, menyatakan sindiran Mitsotakis itu "sekali lagi menunjukkan sikap bermusuhan kepada Turki dan Islam".

Aksoy mengecam tindakan pembakaran bendera mereka oleh pengunjuk rasa di Thessaloniki, dan menuding Athena sengaja memprovokasi publik.

Baca juga: Tak Terima Hagia Sophia Dijadikan Masjid, Ekstremis Sayap Kanan Yunani Bakar Bendera Turki

Änak-anak manja Eropa, yang tidak dapat menerima adanya kegiatan shalat di Hagia Sophia, sekali lagi menunjukkan delusinya," sindir Aksoy.

Dilansir AFP Sabtu (25/7/2020), selain masalah Hagia Sophia, Yunani dan Turki juga bersitegang terkait eksplorasi energi di Mediterania.

Selain itu, mereka juga mengalami perselisihan setelah Ankara memutuskan membuka perbatasan bagi migran yang ingin ke Eropa.

Bangunan yang sudah berusia sekitar 1.500 tahun itu awalnya merupakan katedral bagi Kekaisaran Bizantium, dan menjadi gereja ortodoks.

Fungsinya kemudian berubah menjadi masjid setelah Sultan Ottoman, Mehmed II, menaklukkan Istanbul (dulu Konstantinopel) pada 1453.

Baru pada 1934, bapak Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk, mengubahnya menjadi museum, dengan jutaan turis mengunjunginya setiap tahun.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Hadiri Shalat Jumat Pertama di Hagia Sophia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com