Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR AS: Jika Kalah Pilpres AS, Trump Akan "Dibersihkan" dari Gedung Putih

Kompas.com - 22/07/2020, 15:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, Presiden Donald Trump bakal "dibersihkan" dari Gedung Putih jika dia kalah Pilpres AS 2020.

Politisi dari Partai Demokrat itu menekankan, sang presiden harus segera angkat kaki jika pada 3 November mendatang dia menuai kekalahan.

Dalam wawancara dengan MSNBC, Nancy Pelosi mengomentari bahwa jika Trump kalah dalam Pilpres AS, maka dia harus bersedia untuk keluar.

Baca juga: Trump Lolos dari Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika

"Dia mungkin harus dibersihkan dari Gedung Putih karena ada presiden yang harus segera dilantik," jelas politisi berusia 80 tahun itu.

Dilansir Sky News Selasa (21/7/2020), Ketua DPR AS sejak 2019 itu menerangkan suka atau tidak suka, Trump harus meninggalkan Gedung Putih.

"Hanya karena dia tidak meninggalkan Gedung Putih bukan berarti kita tidak akan menggelar upacara pelantikan presiden terpilih AS," jelasnya.

Pelosi menanggapi ucapan presiden 74 tahun itu ketika diwawancarai Fox News, apakah dia akan menerima hasil Pilpres AS jika dinyatakan kalah.

Mendapat pertanyaan itu, presiden dari Partai Republik tersebut tidak memberikan jawaban secara gamblang. "Saya harus melihatnya dahulu."

"Saya harus memperhatikannya. Tidak saya tak akan langsung mengatakan 'ya' atau 'tidak', dan saya tidak melakukan seperti itu terakhir kali," tegasnya.

Baca juga: Ketua DPR AS Bungkam Politisi Demokrat yang Rayakan Pemakzulan Donald Trump

Pelosi menerangkan, dia mendapatkan kesan sang presiden tidak akan begitu saja menerima hasil dalam pertemuan "kelanjutan pemerintah reguler" pekan lalu.

Sejak menjabat pada Januari 2017, presiden ke-AS itu mengeluhkan bahwa sistem mail-in ballot bisa berujung pada penipuan, tanpa pernah menyertakan bukti argumentasinya.

Manuver demi manuver itu diutarakan Trump setelah popularitasnya makin menurun buntut caranya menyikapi wabah virus corona.

Saat ini, Negeri "Uncle Sam" menjadi negara paling terdampak wabah, di mana sudah empat juta orang terinfeksi Covid-19, dengan hampir 145.000 korban meninggal.

Dalam berbagai jajak pendapat, Trump kalah dari calon penantangnya, Joe Biden karena kekecewaan publik atas penanganan pandemi dan krisis ekonomi.

Pada Senin (19/7/2020), juru bicara Biden, Andrew Bates, menyatakan bahwa pemerintahan yang baru akan "mengawal penyusup" keluar dari Gedung Putih.

Baca juga: Jelang Malam Pemakzulan, Trump Kirim Surat Penuh Kemarahan ke Ketua DPR AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com