Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Diduga Genosida Uighur Beredar di Internet

Kompas.com - 20/07/2020, 15:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Yeni Safak

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah video yang diduga sebagai kelompok etnik Uighur beredar di internet.

Dalam rekaman tersebut, tampak para tahanan dengan seragam berwarna biru duduk berbaris dan dibelenggu rantai.

Rambut mereka terlihat habis dicukur dengan mata ditutup. Mereka diperiksa satu per satu oleh petugas.

Setelah diperiksa, para tahanan tersebut dibawa pergi dari sebuah tempat yang disinyalir ada di wilayah Xinjiang.

Baca juga: Pelanggaran HAM Berat terhadap Uighur, Inggris: Itu Sangat Menyedihkan

Menteri Luar Negeri Bayangan Inggris, Lisa Nandy, mencurigai video tersebut merupakan tindakan genosida dari China terhadap etnik Uighur sebagaimana dilansir dari Yeni Safak, Minggu (20/7/2020).

Nancy mengatakan apa yang dilakukan oleh China adalah perbuatan penganiayaan dan pembunuhan skala besar yang disengaja terhadap sebuah etnik.

"Jelas terlihat seperti itu," kata Nandy kepada BBC.

Dia meminta Inggris untuk menjatuhkan sanksi sepihak kepada China sebagaimana halnya yang telah dilakukan AS.

Duta Besar (Dubes) China untuk Inggris, Liu Xiaoming, menyangkal video tersebut merupakan tindakan genosida. Dia bahkan mengaku tidak mengetahui adanya video itu.

Baca juga: Trump Tunda Beri Sanksi ke China atas Tudingan Penyiksaan Uighur

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Liu Xiaoming dihadapkan dengan rekaman drone tersebut. 

"Saya tidak tahu dari mana Anda mendapatkan rekaman video ini," kata Xiaoming kepada BBC.

 

Xiaoming mengklaim China memperlakukan semua kelompok etnis dengan adil. Dia juga mengklaim ektnik Uighur hidup dengan damai.

“Orang-orang Uighur menikmati hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan kelompok etnis lain,” kata Xiaoming.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) dan pemerintah barat telah vokal mengutuk perlakuan China terhadap Uighur.

Baca juga: Tekan Populasi Uighur, China Paksakan Aborsi, Sterilisasi, dan Program KB

Kecaman dan kutukan mereka dialamatkan pada kamp kerja paksa di Xinjiang dan dugaan sterilisasi massal terhadap etnik Uighur.

Xiaoming membantah tuduhan tersebut. "Tidak ada yang disebut sterilisasi paksa di kalangan wanita Uighur di Cina," kata Xiaoming.

Dia mengatakan tuduhan tersebut datang dari sekelompok kecil elemen kekuatan anti-China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com