Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luncurkan Pesawat Pertama ke Mars, Uni Emirat Arab Usung Misi Berbeda

Kompas.com - 20/07/2020, 15:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Misi antariksa pertama Uni Emirat Arab (UEA) resmi dimulai, seiring dengan peluncuran roket H-2A di pangkalan antariksa Tanegashima, Jepang, pada Senin (20/7/2020) waktu setempat.

Perjalanan 500 juta kilometer untuk mempelajari cuaca dan iklim Planet Mars itu akhirnya meluncur setelah dua persiapan pada pekan lalu dibatalkan karena cuaca buruk.

Tim ilmuwan dipimpin oleh Sarah Al Amiri, yang juga adalah Menteri Riset dan Teknologi UEA.

Baca juga: Cuaca Buruk, Peluncuran Misi Uni Emirat Arab ke Mars Diundur Jadi 20 Juli

Perempuan itu mengutarakan kegembiraan sekaligus kelegaannya saat melihat roket pembawa wahana antariksa UEA meluncur ke luar angkasa.

Menurutnya, dampak peluncuran wahana itu kepada negaranya sama seperti yang terjadi pada Amerika Serikat ketika Apollo 11 mendarat di bulan 51 tahun lalu, juga pada 20 Juli.

"Peristiwa itu adalah jangkar bagi seluruh generasi, merangsang semua orang yang menyaksikannya untuk mendorong lebih jauh dan bermimpi lebih besar," kata Al Amiri kepada BBC News.

"Hari ini saya benar-benar bahagia anak-anak di Emirat akan bangun pagi pada 20 Juli dengan memiliki proyek jangkar masing-masing, punya realita baru, punya kemungkinan-kemungkinan baru, memungkinkan mereka untuk berkontribusi lebih jauh dan menciptakan dampak yang lebih besar pada dunia."

Baca juga: Tak Mau Kalah, China akan Jelajahi Mars untuk Pertama Kalinya

Hope wahana antariksa berbobot 1,3 ton dari UEA akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer dan dijadwalkan tiba di atmosfer Mars pada Februari 2021, yang bertepatan dengan perayaan pembentukan negara Uni Emirat Arab ke-50.MBRSC via BBC INDONESIA Hope wahana antariksa berbobot 1,3 ton dari UEA akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer dan dijadwalkan tiba di atmosfer Mars pada Februari 2021, yang bertepatan dengan perayaan pembentukan negara Uni Emirat Arab ke-50.
Hope, demikian nama wahana berbobot 1,3 ton tersebut, akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer dan dijadwalkan tiba di atmosfer Mars pada Februari 2021, yang bertepatan dengan perayaan pembentukan negara Uni Emirat Arab yang ke-50.

Hope memang secara khusus didesain untuk mempelajari iklim dan cuaca di Mars, namun dari data yang didapat para ilmuwan berharap bisa mendapatkan jawaban atas misteri yang sejauh ini belum terpecahkan.

Para ilmuwan berpendapat permukaan Mars pernah memiliki laut seperti yang kita kenal di Bumi. Namun dalam perjalanannya, permukaan planet kemudian menjadi hamparan yang tandus.

Hope adalah satu dari tiga misi ke Mars yang diluncurkan bulan ini.

Amerika Serikat dan China akan mengirim wahana peneliti yang akan menjelajah permukaan planet tersebut. Persiapan misi sudah memasuki tahap akhir.

Baca juga: Siap Luncurkan Pesawat ke Mars, Uni Emirat Arab Akan Cetak Sejarah


Mengapa UEA kirim satelit ke Mars?

UEA tak punya pengalaman mendesain dan membuat wahana antariksa.

Di dunia memang tak banyak negara yang punya pengalaman ini, kecuali Amerika, Rusia, konsorsium Eropa, dan India.

Fakta bahwa tahun ini UEA mengirim wahana peneliti ke Mars menunjukkan "ambisi besar" negara di Timur Tengah tersebut.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com