Pemerintah Lebanon menunjukkan kepada IMF bahwa sektor finansial negara tersebut telah babak belur dan merugi sekitar 50 miliar poundsterling atau senilai Rp 921 triliun.
Baca juga: Tidak Dibantu AS dan Arab Saudi, Lebanon Berpaling ke China
IMF semakin jengkel ketika beberapa politikus Lebanon mengatakan kerugian yang dialami Lebanon tidak sampai jumlah itu.
Nehme mengatakan jumlah kerugian tersebut cukup tepat, sehingga beberapa politikus yang tidak menyetujui tersebut harusnya sepakat.
“Kami tidak punya pilihan lain selain pergi ke IMF,” sambung Nehme.
Saat ditanya apakah Nehme yakin bailout akan diberikan, Nehme dengan optimistis menyatakan sangat yakin.
Dia menambahkan jika kerangka kerja antara IMF dan Lebanon tidak segera dilakukan, tidak akan ada investasi yang masuk.