Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

92 Juta Anggota Partai Komunis China Akan Dilarang Masuk AS

Kompas.com - 17/07/2020, 16:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - China menyebut Amerika Serikat (AS) "menyedihkan" karena hendak memblokir perjalanan para anggota Partai Komunis China ke sana.

The New York Times sebelumnya melaporkan jajaran kabinet Donald Trump sedang mempertimbangkan kebijakan itu, meski masih berupa konsep dan bisa ditolak.

Dilansir dari BBC Kamis (16/7/2020), Partai Komunis China memiliki 92 juta anggota, dan belum diketahui secara pasti bagaimana larangan ini akan ditegakkan.

Baca juga: Di Tengah Latihan Perang Menghalau Invasi China, Helikopter Taiwan Jatuh

Kebijakan yang dibuat AS ini adalah yang konflik terbaru dalam perseteruan dua negara adidaya itu.

Sebelumnya, AS pekan ini telah menghapus status perdagangan khusus bagi Hong Kong, setelah China menerapkan UU Keamanan Nasional yang kontroversial.

Presiden Donald Trump juga mengkritik China atas penanganan pandemi virus corona, peningkatan pasukan militer di Laut China Selatan, perlakukannya terhadap minoritas Muslim, dan surplus perdagangan besar-besaran.

Baca juga: Huawei Kian Terisolasi, China: AS Main Kotor

Apakah larangan akan terwujud dan berhasil?

Artikel di New York Times mengutip empat orang yang disebut "memahami persoalan ini."

Disebutkan oleh surat kabar itu, bahwa aturan AS akan melarang anggota Partai Komunis China beserta keluarganya mengunjungi AS, dan mungkin bisa juga mengusir beberapa orang yang sudah berada di "Negeri Paman Sam".

Para petinggi di perusahaan-perusahaan China dan Tentara Pembebasan Rakyat juga dapat terkena imbasnya.

New York Times mengatakan, rencana itu belum final dan presiden bisa saja membatalkannya. Namun, Gedung Putih serta Departemen Luar Negeri AS enggan berkomentar.

Untuk menerapkannya, presiden dapat menggunakan Undang-undang Keimigrasian dan Kebangsaan, yang melarang masuknya pengunjung dari sejumlah negara Muslim pada 2017.

Baca juga: Unggah Foto Anjing dan Winnie the Pooh, Menlu AS Hina Presiden China?

New York Times juga mewartakan bahwa AS tidak mengetahui keanggotaan Partai Komunis, yang membuat penegakan hukum jadi sulit.

Jumlah pelancong dari China pun menurun drastis di tengah wabah virus corona saat ini. Tahun lalu, ada 3 juta warga "Negeri Panda" yang terbang ke AS.

Saat ini AS masih melarang kedatangan warga negara asing yang telah mengunjungi China dalam 14 hari terakhir, dengan "pengecualian khusus".

Reaksi China

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada Kamis (16/7/2020) menanggapi pertanyaan tentang hal ini.

Dia berkata, "Jika itu benar, saya pikir itu benar-benar menyedihkan."

Ia melanjutkan, "Kita tahu beberapa di AS menindas China dan menggertak China."

"Sebagai negara berdaulat yang independen, China harus menanggapi praktik-praktik intimidasi dan kita harus mengatakan tidak, kita harus... mengambil langkah reaktif untuk itu."

Baca juga: Jaga-jaga Diserang China, Taiwan Adakan Latihan Perang Besar di Pantai

Para pengamat mengatakan, larangan kunjungan yang diberlakukan oleh AS hampir pasti akan memicu balasan terhadap orang Amerika yang mengunjungi China.

Partai Komunis adalah satu-satunya partai politik yang berkuasa di China.

Partai itu mengontrol fungsi-fungsi tertinggi pemerintahan melalui Kongres Nasional, tetapi juga menjangkau ke tingkat administrasi yang lebih rendah.

Sekitar 7 persen populasi China adalah anggota Partai Komunis, baik dalam politik, bisnis, bahkan dunia hiburan. Loyalitas dalam partai ini sangat penting bagi siapa pun yang ingin kariernya naik.

Hal itu juga berlaku bagi orang-orang terkenal seperti Jack Ma bos Alibaba, Ren Zhengfei pendiri Huawei, atau selebritas papan atas seperti aktris Fan Bingbing.

Baca juga: AS Senang Inggris Larang Huawei Masuk Jaringan 5G

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com