Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para "Tabib" Ini Lindungi Desa India dari Virus Corona

Kompas.com - 05/07/2020, 11:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Subrata Mandal, tenaga kesehatan informal lainnya yang tinggal beberapa kilometer jauhnya, juga berada di garis depan pemantauan Covid-19 di delapan desa.

Setelah seorang warga berusia 35 tahun dinyatakan positif Covid-19 setelah pulang dari pekerjaannya di Mumbai, Mandal mengaturnya supaya dikarantina. Bersama 70 tenaga kesehatan informal lainnya, dia kemudian berkunjung dari pintu-ke-pintu di dua lusin desar, membagikan masker dan cairan pembersih tangan serta mengimbau warga untuk menjaga kesehatan.

Mereka juga merekam informasi tentang virus corona ke dalam kaset dan memutarnya keras-keras dari mobil van yang mereka kendarai keliling kampung.

"Kita tidak boleh lengah," kata Mondal, 49 tahun, yang berhenti sekolah setelah SMA dan bekerja sebagai pembantu dokter sebelum membuka kliniknya sendiri 12 tahun silam.

India hanya menghabiskan 1,28 persen dari PDB-nya untuk kesehatan publik, salah satu yang terendah di dunia. Salah satu alasan tenaga kesehatan informal seperti ini subur di India ialah terlalu sedikit dokter yang bekerja di pedesaan.

"Mereka bisa diandalkan dan anggota terpercaya dalam komunitas yang mereka layani," kata Jishnu Das, profesor ekonomi di Georgetown University.

Studi terbaru oleh Profesor Das dan satu tim peneliti dari India dan AS mendapati 68 persen dari semua penyedia layanan kesehatan di desa merupakan tenaga kesehatan informal yang tidak memiliki kualifikasi. Namun mereka juga menyadari bahwa "peran kunci" yang dimainkan oleh tenaga kesehatan informal di pedesaan India "perlu pengakuan".

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Pria Ini Pakai Masker Emas

Di beberapa bagian bahkan, para peneliti menemukan, mereka sebenarnya "lebih berwawasan" tentang kesehatan daripada dokter berkualifikasi, cerminan pelatihan medis yang tidak merata antar negara-negara bagian India.

"Jika tenaga informal dihitung sebagai penyedia perawatan utama, tidak akan ada kekurangan sumber daya manusia - India akan memiliki lebih banyak tenaga kesehatan per warga daripada di pedesaan Eropa atau AS," kata Profesor Das.

Menyusul pecahnya pandemi, tenaga informal memainkan peran yang sangat penting dalam pemantauan warga, melaporkan warga yang menunjukkan gejala demam dan influenza, dan bahkan mengantarkan orang ke pusat tes.

Baca juga: Kasus Virus Corona Kembali Naik, Catalonia Lockdown 210.000 Orang

Salah satu cara untuk membuat para tenaga kesehatan ini lebih berguna ialah memberi mereka lebih banyak pelatihan.

Penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti, termasuk pemenang Hadiah Nobel ekonomi Abhijit Banerjee, pada 2016 menemukan bahwa meskipun dokter berkualifikasi cenderung menangani kasus lebih baik daripada tenaga informal, "pelatihan telah menutup celah dalam penanganan kasus yang tepat". Kelompok nasional dokter berlisensi telah secara konsisten menyatakan pekerjaan tenaga kesehatan informal "ilegal".

Sejak 2008, organisasi nirlaba yang berbasis di Kolkata, Liver Foundation telah melatih tenaga-tenaga informal ini. Sekarang, pemerinta Bengal Barat juga memberikan pelatihan di lebih dari 30 pusat pelatihan. Abhijit Chowdhury, yang mengelola organisasi itu, mengatakan dalam banyak cara, dia berutang nyawa pada tenaga kesehatan informal.

"Sekitar 45 tahun lalu, saya digigit ular di rumah saya di desa pada suatu malam. Kota terdekat jaraknya 10km. Hanya ada satu telepon di desa," tuturnya.

"Keluarga saya memanggil 'tabib' lokal. Dia pun segera datang, membersihkan lukanya, memberi saya pil anti alergi, memanggil ambulans, dan mengantar saya ke rumah sakit."

"Bisa dibilang, dia selamatkan nyawa saya malam itu."

Baca juga: Waspada Virus Corona, Toko Ini Pasang Papan Peringatan yang Viral

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com