CEBU, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Federal Australia (AFP) yang menggerebek rumah seorang pedofil di Queensland, terkejut mendapati bahan-bahan pelecehan seksual anak-anak ternyata disiapkan oleh ibu dari anak-anak itu sendiri.
Salah satunya dilakukan oleh Vilma (nama samaran) yang berusia 36 tahun. Ia adalah contoh dari banyak warga Filipina yang hidup dalam kemiskinan di Cebu.
Dia memiliki empat orang anak berusia antara 7-11 tahun dan susah payah menghidupi diri dan keluarganya.
Baca juga: Video Viral Adegan Seks di Israel, Staf PBB Diskors Tanpa Gaji
Selama lima tahun, Vilma merekam video dan foto-foto adegan seks anak-anaknya, lalu menjualnya ke para pedofil di Australia, Jerman, dan Amerika Serikat (AS).
Seorang anak perempuan mengatakan, dia tidak ingat sudah berapa kali dia melakukan hal tersebut atas paksaan ibunya.
Barulah setelah petugas AFP menggerebek rumah seorang pedofil di Queensland, mereka menemukan apa yang dilakukan Vilma.
Polisi menemukan pria tersebut membayar untuk jasa video live stream dari Filipina.
Baca juga: Gempar Video Seks di Mobil PBB, Terkuak Skandal Lain di Haiti dan Afrika
Pria Queensland tersebut merupakan salah satu dari tiga pria di Australia yang dinyatakan bersalah ikut berperan dalam penganiayaan seksual anak-anak di Filipina.
Keempat anak Vilma sekarang tinggal bersama keluarga angkat setelah mendapatkan bantuan psikologis atas apa yang mereka alami sebelumnya.
Tindakan memaksa anak-anak melakukan gerak seksual sudah menjadi bisnis online yang merambah banyak negara Asia.
Filipina adalah salah satu pusatnya, dengan sekitar 300 ribu kasus terjadi sejak Maret 2020.
Kebanyakan alasannya adalah karena faktor kemiskinan, adanya kesempatan mendapatkan uang, tersedianya akses internet, dan juga kemampuan berbahasa Inggris warga di sana.
Mereka memperkirakan 18 persen dari pedofil yang ada adalah pria di Australia.
Baca juga: Heboh Video Seks di Mobil Dinas PBB, Ternyata pada 2019 Ada 175 Skandal