Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibungkam Twitter dan Snapchat, Mulut Pedas Trump Dibiarkan Facebook

Kompas.com - 04/06/2020, 18:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP,Fortune

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Media sosial mulai ambil sikap atas komentar-komentar kontroversial Presiden Donald Trump. Twitter dan Snapchat membungkamnya, tapi tidak begitu dengan Facebook.

Snapchat pada Rabu (3/6/2020) menjadi jejaring sosial terbaru yang membungkam mulit pedas Trump karena mengklaim Presiden Amerika Serikat (AS) itu telah menghasut "kekerasan rasial".

Jejaring sosial yang banyak diakses generasi milenial itu mengatakan, tidak akan lagi memasukkan Trump ke Discover-nya untuk recommended content.

Baca juga: Tolak Rencana Trump Turunkan Militer, Menhan AS: Hanya untuk Situasi Mendesak

"Kami tidak akan menyebarkan suara yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan dengan memberi mereka tempat di Discover," demikian pernyataan Snapchat.

Tindakan Snapchat ini dilakukan beberapa hari setelah Twitter menyembunyikan unggahan Trump yang dinyatakan "glorifikasi kekerasan". Kondisi ini memanaskan hubungan antara Gedung Putih dan Silicon Valley, markas perusahaan media sosial.

Kepala eksekutif Snap, Evan Spiegel pada akhir pekan lalu mengirim memo panjang kepada para karyawannya, mengecam apa yang dilihatnya sebagai warisan ketidakadilan rasial dan kekerasan di AS.

Snapchat tidak akan mempromosikan akun di Negeri "Paman Sam" yang terkait dengan orang-orang yang memicu kekerasan rasial di dalam atau di luar platform pengiriman pesan, menurut Spiegel.

"Hati saya hancur dan marah dengan perlakuan terhadap orang kulit hitam dan orang kulit berwarna di Amerika."

Baca juga: Snapchat Akan Setop Promosikan Akun Donald Trump

Twitter dua kali bungkam Trump

Sebelum Snapchat bertindak, Twitter sudah dua kali membungkam twit Trump di media sosial berlogo burung itu.

Kasus pertama adalah twit Presiden ke-45 AS itu tentang metode mail-in ballots di pemilu AS 2020.

Taipan real estate itu mengklaim, nantinya surat suara itu bakal dicuri, dengan balotnya dicetak ulang dan ditandatangani secara ilegal.

Dalam pandangan Trump, usul itu bakal memberikan ruang bagi kecurangan dalam Pilpres AS. "Ini akan menjadi pemilu yang curang. Tidak!"

Begitu kicauan itu muncul, Twitter langsung memberikan tanda baru bertuliskan Get the fact about mail-in ballots (Dapatkan fakta soal balot kotak pos).

Jika di-klik, maka akan muncul ulasan dari sejumlah media terkemuka seperti CNN, The Washington Post, yang mematahkan klaim sang presiden.

Media-media itu mengutip keterangan pakar, yang menyatakan bahwa cara itu lebih aman daripada menggunakan sistem in-person voting.

Baca juga: Pertama Kalinya, Twitter Beri Twit Trump Peringatan Cek Fakta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com