Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Twitter Beri Twit Trump Peringatan Cek Fakta

Kompas.com - 27/05/2020, 15:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Twitter memberikan label peringatan cek fakta kepada salah satu unggahan Presiden AS Donald Trump.

Pemberian tagging itu terjadi setelah Trump berkicau, bahwa usul penggunaan balot lewat surat adalah salah satu bentuk penipuan substansial.

Twitter kemudian memberikan label peringatan cek fakta di bawah twit itu, sebagai bagian dari upaya mereka mengikis informasi sesat.

Baca juga: Trump akan Beri Respons Soal Tensi Hong Kong-China dalam Waktu Dekat

Trump kemudian membalas dengan menyatakan microblogging itu sudah menekan haknya untuk menyampaikan kebebasan berpendapat.

Apa yang Twitter respons soal kicauan Trump?

Semua berawal ketika presiden berusia 73 tahun itu mengunggah kicauan usulan pengiriman balot lewat pos, sebagai persiapan Pilpres AS November nanti.

"Tentu TIDAK MUNGKIN (NOL) soal Balot via Pos yang jelas-jelas merupakan penipuan substansial," ujar dia seperti dikutip BBC Rabu (27/5/2020).

Presiden ke-45 AS itu mengklaim, nantinya surat suara itu bakal dicuri, dengan balotnya dicetak ulang dan ditandatangani secara ilegal.

Dalam pandangan Trump, usul itu bakal memberikan ruang bagi kecurangan dalam Pilpres AS. "Ini akan menjadi pemilu yang curang. Tidak!"

Begitu kicauan itu muncul, Twitter langsung memberikan tanda baru bertuliskan Get the fact about mail-in ballots (Dapatkan fakta soal balot kotak pos).

Baca juga: Trump Mengaku Tak lagi Konsumsi Obat Malaria Hidroksiklorokuin

Jika di-klik, maka akan muncul ulasan dari sejumlah media terkemuka seperti CNN, The Washington Post, yang mematahkan klaim sang presiden.

Media-media itu mengutip keterangan pakar, yang menyatakan bahwa cara itu lebih aman dari pada menggunakan sistem in-person voting.

Kemudian berdasarkan studi yang telah dilakukan, mengirim surat suara kepada pemilih melalui pos tidak akan menguntungkan pihak mana pun.

Kemudian dalam kicauannya, jurnalis politik CBS News, Grace Segers, mengatakan bahwa Trump justru dipilih melalui surat di primary Florida.

Media sosial itu memang sudah menyatakan bakal meningkatkan peringatan terhadap kicauan yang dianggap menyebarkan informasi sesat.

Namun, ini adalah kali pertama mereka menyematkan label itu kepada Presiden AS.

Baca juga: China Tak Tertarik Jegal Trump di Pilpres AS

Bagaimana respons Trump?

Melihat adanya tanda biru di twit-nya, presiden dari Partai Republik tersebut menuding media sosial itu berusaha mengintervensi Pilpres AS.

"Twitter berusaha menghancurkan KEBEBASAN BERPENDAPAT, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" tegas dia.

Kritikan juga datang dari manajer kampanyenya, Brad Parscale, yang menuduh platform itu bekerja sama dengan media yang mereka anggap "fake news".

Baca juga: Trump Tuding China Ingin Dia Kalah Pilpres AS

Apa itu mail-in ballots?

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Pew Research Center, 66 persen publik AS tak nyaman pergi ke bilik suara di tengah wabah virus corona.

Kekhawatiran itu menjadi faktor yang menekan pemerintah negara bagian, di mana mereka didesak mengirimkan saja lewat pos untuk mengurangi potensi tertular.

Setiap negara bagian memang menyediakan pilihan voting jarak jauh. Namun, alasan mengapa harus digunakan sangatlah bervariasi.

Lima negara bagian di kawasan barat AS, seperti Washington, Oregon, dan Colorado, sudah menggelar pemilihan lokal melalui surat.

Kemudian di belahan lain, sebanyak 17 negara bagian membutuhkan alasan yang paling masuk akal dari pemilih mengapa mereka tidak harus datang ke bilik.

Baca juga: Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com