"Tidak ada seorang pun yang punya kesadaran di situ, orang-orang sibuk berpose foto-foto," kata Ahmed yang kehilangan ibunya, Dilshad Begum (75) dalam penerbangan ke Karachi itu.
Setelah menelusuri lokasi itu dan tidak menemukan ibunya, Ahmed pergi mencarinya ke rumah sakit.
"Tidak ada daftar korban tewas atau luka-luka di salah satu rumah sakit, itu semua kacau dan salah urus," kata Ahmed yang terisak saat menceritakannya.
"Mencari jenazah ibu kita adalah mimpi buruk."
Baca juga: Saksi: Mayat Jatuh dari Langit Saat Pesawat Pakistan PIA Jatuh
Salah seorang penumpang selamat, Muhammad Zubair, mengatakan kepada Geo News bahwa pilot menurunkan pesawat, mendarat sebentar, lalu naik lagi.
Dia mengumumkan akan melakukan percobaan kedua sesaat sebelum pesawat jatuh, kata Zubair di rumah sakit.
"Saya mendengar teriakan dari segala arah. Anak-anak dan orang dewasa. Yang saya lihat hanyalah api. Saya tidak bisa melihat orang, hanya mendengar teriakan mereka," katanya.
Baca juga: Saya Hanya Bisa Melihat Api, Kesaksian Penumpang Selamat dari Pesawat Airbus Pakistan
Kemudian Rahmaan mengatakan keluarganya masih syok.
"Tidak ada Idul Fitri di rumah kami," katanya.
Rahmaan lalu coba menenangkan dirinya, dengan mengingat keinginan mendiang kedua orangtuanya yang selalu ingin bersama.
"Apa pun yang terjadi, apa pun alasan di baliknya, mereka selalu ingin bersama. Sampai akhirnya, mereka terus bersama."
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Pakistan International Airlines di Karachi, 97 Tewas, 2 Selamat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.