Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menulis Buku Harian Selama Lockdown Covid-19 di Wuhan, Penulis Ini Tuai Kemarahan China

Kompas.com - 21/05/2020, 22:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WUHAN, KOMPAS.com - Buku harian seorang penulis yang mendokumentasikan kehidupannya di Wuhan pada hari-hari awal wabah virus corona kini telah diterjemahkan ke bahasa Inggris.

Fang Fang, yang berusia 65 tahun, semula menuliskan pengalamannya awal Januari lalu melalui online, saat wabah itu masih diyakini sebagai krisis lokal.

Buku harian itu semula banyak dibaca orang lantaran memberikan sekilas gambaran kepada jutaan orang di China tentang sebuah kota, tempat virus itu pertama kali muncul.

Baca juga: Virus Corona Diduga Masuk ke Pasar Hewan Liar Wuhan Lewat Manusia

Wuhan kemudian menjadi tempat pertama di dunia yang terkunci secara penuh. Kota ini tak hanya terputus dari China, tetapi juga seluruh dunia.

Ketika kebijakan lockdown berlanjut, popularitas Fang Fang makin menanjak. Pihak penerbit kemudian mengumumkan bahwa mereka akan menyiapkan pemesanan terbatas dan mempublikasikannya dalam beberapa bahasa.

Namun pada saat pengakuan internasional terhadap Fang Fang semakin meningkat, ada pergeseran cara pandang atas dirinya di China - ditandai banyak orang marah terhadap laporannya, bahkan menyebut dia sebagai pengkhianat.

Apa isi buku hariannya?

Pada akhir Januari, setelah China memberlakukan lockdown di Wuhan, Fang Fang - nama aslinya Wang Fang - mulai mendokumentasikan berbagai peristiwa di kotanya melalui situs media sosial China, Weibo.

Dalam buku harian itu, dia menulis tentang segala sesuatu, mulai aneka tantangan dalam kehidupan keseharian hingga dampak psikologis dari isolasi yang dipaksakan.

Penerbit HarperCollins mengatakan dia "menyuarakan ketakutan, frustrasi, kemarahan, dan harapan jutaan rekan warganya".

Baca juga: Cerita dari Wuhan Setelah Lockdown: Duka, Ketakutan, dan Harapan...

Disebutkan bahwa Fang Fang "juga berbicara perlawanannya terhadap ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kekuasaan, dan masalah-masalah lain yang menghambat upaya terhadap epidemi dan membuat dirinya terlibat kontroversi secara daring".

Dalam satu kolom yang ditulisnya dan diterbitkan Sunday Times, dia merinci sebuah contoh ketika dirinya pergi menjemput putrinya dari bandar udara.

"Nyaris tidak ada mobil atau para pejalan kaki di jalan-jalan. Pada hari-hari itu saat kepanikan dan ketakutan mencapai puncaknya di kota. Kami berdua mengenakan penutup wajah," ujarnya.

Bagaimana kisahnya menjadi perhatian internasional?

Ketika penyaringan berita diberlakukan secara ketat dan pemberitaan independen langka, Fang Fang dengan cepat muncul sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan, apalagi didorong oleh latar belakangnya sebagai penulis peraih penghargaan.

"Negara ini membutuhkan penulis dengan hati nurani seperti Anda. Masyarakat telah kehilangan kepercayaan dengan banyak media resmi, menurut laporan seorang pengguna di Weibo, seperti dikutip situs berita The Independent.

Reputasinya, seperti halnya kata-katanya, dengan cepat menyebar dan tidak lama sebelum China menemukan jalan keluarnya dari masalah wabah.

Baca juga: Penasihat Medis China Sebut Wuhan Tak Jujur soal Virus Corona

Sejumlah pasangan dengan mengenakan masker menari di sebuah taman di sebelah Sungai Yangtze, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (12/5/2020). Memasuki enam pekan bebas dari lockdown yang diterapkan akibat pandemi Covid-19 sejak Januari lalu, warga Wuhan kembali beraktivitas walau dalam kondisi terbatas.AFP/HECTOR RETAMAL Sejumlah pasangan dengan mengenakan masker menari di sebuah taman di sebelah Sungai Yangtze, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (12/5/2020). Memasuki enam pekan bebas dari lockdown yang diterapkan akibat pandemi Covid-19 sejak Januari lalu, warga Wuhan kembali beraktivitas walau dalam kondisi terbatas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com