WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump melontarkan kritik dengan menyebut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai boneka China.
Pernyataan itu keluar beberapa jam setelah Washington menyatakan badan di bawah PBB itu membiarkan virus corona tak terkontrol, dan menyebabkan "hilangnya banyak nyawa".
"Terdapat kegagalan dari organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dunia," ujar Menteri Kesehatan Alex Azar pada Senin (18/5/2020).
Baca juga: Virus Corona, Trump Beri Ultimatum ke WHO
Azar menyatakannya dalam pertemuan virtual Dewan Kesehatan Dunia PBB, di mana WHO setuju perlunya peninjauan terkait kinerja mereka dalam merespons virus corona.
Direktur Jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan, evaluasi independen, yang bertujuan mendapat rekomendasi, akan digelar "dalam waktu yang tepat".
Pertemuan selama dua hari, melibatkan 194 negara untuk meninjau WHO, terjadi di tengah ketegangan antara AS dan China mengenai virus corona.
Trump menuding Beijing berusaha menyembunyikan data sebenarnya, dan menyebut lembaga pimpinan Tedros sudah gagal membuat Negeri "Panda" bertanggung jawab.
"Saya memutuskan untuk tidak membuat komentar apa pun hari ini (Senin)," kata Trump mengomentari pertemuan Dewan Kesehatan Dunia.
Diwartakan BBC Selasa (19/5/2020), presiden dari Partai Republik menyebut organisasi itu sebagai "China-sentris", dan "boneka China".
Baca juga: Trump Beberkan Kesalahan WHO dan Ancam Pendanaan Distop Permanen
Dia mengklaim bahwa WHO tidak hanya memberikan mereka "nasihat yang menyeramkan", namun juga salah dan seringkali berpihak ke Beijing.
Sang presiden kemudian mengunggah surat terbuka di Twitter, menyoroti isu spesifik bagaimana penanganan WHO terhadap Covid-19.
Dalam suratnya, presiden berusia 73 tahun itu memberikan ultimatum agar dalam 30 hari, organisasi kesehatan itu "membuat perbaikan substantif".
Jika tidak dijalankan, dia mengancam bakal menarik dukungan dana selamanya dan mempertimbangkan status keanggotaan AS di WHO.
Presiden China Xi Jinping memberikan pembelaan, di mana dia menyatakan negaranya sudah terbuka dan transparan dalam menangani wabah.
Baca juga: Kunjungi Pabrik Ford, Trump Sebut AS Raja Ventilator dan Sukses Tangani Covid-19
Selain itu, dia juga mendukung adanya investigasi pandemi. Namun, penyelidikan itu akan dilakukan setelah wabah berhasil teratasi.