Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Kim Jong Un Tak Bisa Berdiri, Pembelot Korea Utara Minta Maaf

Kompas.com - 04/05/2020, 18:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara minta maaf setelah menyebut Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un terlalu sakit hingga tidak bisa berdiri.

Ucapan itu terjadi beberapa hari setelah Kim muncul kembali ke hadapan publik, di mana dia terlihat tertawa dan merokok.

Selama sekitar 20 hari, Kim Jong Un tidak muncul ke hadapan publik, memunculkan berbagai spekulasi mengenai kondisi kesehatannya.

Baca juga: Korea Selatan Tidak Yakin Kim Jong Un Jalani Operasi

Beragam isu pun muncul, di mana sejumlah pakar menyoroti apa yang terjadi dengan Korea Utara jika Kim Jong Un meninggal.

Namun pada Sabtu (2/5/2020), Pyongyang merilis foto Kim ketika menggunting pita merah saat meresmikan pabrik pupuk di Sunchon.

Kemunculannya tak pelak menjadi tamparan bagi sejumlah pembelot, yang berspekulasi bahwa Kim menderita penyakit parah yang paling parah, meninggal.

Salah satunya adalah Thae Yong Ho, yang dulunya merupakan Wakil Duta Besar Korut untuk Inggris, di mana dia disebut mengelola dana rahasia Kim.

Thae kemudian melarikan diri ke Korea Selatan pada 2016, di mana dia kini terpilih sebagai anggota parlemen dalam pemilihan April.

Dalam rilis resminya, Thae mengaku dia paham jika banyak orang memilihnya karena analisa akurat dan proyeksi mengenai isu di Korut.

"Saya merasa bersalah sekaligus bertanggung jawab. Jadi apa pun alasannya, saya minta maaf kepada semua orang," ungkap Thae.

Pembangkang lain yang terpilih, Ji Seong Ho, sempat mengutarakan dia yakin 99 persen bahwa Kim meninggal setelah menjalani operasi kardiovaskular.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul Kembali, Trump Mengaku Senang

Dilansir Reuters Senin (4/5/2020), dia dengan yakin menyebut pengumumannya bakal muncul Sabtu. Begitu kabar Kim masih hidup menyeruak, dia tak bisa dimintai komentar.

Ji, yang sempat diundang dalam Pidato Kenegaraan Presiden AS Donald Trump di 2018, mengugnkapkan dia mendapat info soal kematian Kim dari sumber terpercaya.

Perkataan keduanya tak pelak mendapat kritik dari Partai Demokratik, yang menyebut Thae dan Ji seharusnya bisa bekerja luar biasa daripada memberi informasi sesat kepada publik.

Salah satu anggota partai bahkan mengusulkan agar Thae dan Ji dicopot saja dari komite yang membawahi pertahanan serta intelijen.

Adapun rumor mengenai kesehatan Kim terjadi setelah harian yang dikelola pembelot Korea Utara, Daily NK, memberitakan sang pemimpin memulihkan diri dari operasi kardiovaskular.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kim Jong Un Muncul | Arab Saudi Buka Lockdown Perlahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com