Menurut data statistik, orang-orang dari negara lain, menunjukkan bahwa orang berkebangsaan Afro-Amerika dua kali lebih mungkin meninggal akibat virus.
Penduduk kulit hitam telah menjadi kekhasan di kota-kota termasuk New York, Detroit, New Orleans, Chicago dan Milwaukee.
Baca juga: Dampak Lockdown Italia karena Virus Corona: Serie A Dihentikan, Upacara Pemakaman Ditiadakan
Di negara bagian seperti Louisiana, hingga 70 persen korban adalah orang kulit berwarna selain kulit putih.
Pekan lalu, data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa orang Afro-Amerika menyumbang sekitar 42 persen kematian akibat virus corona di daerah-daerah di mana informasi demografis telah diperoleh, meskipun hanya menyumbang 21 persen dari populasi di daerah itu.
Sejarah rasisme sistemik dan ketidakadilan dalam akses ke perawatan kesehatan dan peluang ekonomi telah membuat banyak orang Afro-Amerika jauh lebih rentan terhadap virus.
Orang dewasa berkulit hitam menderita tingkat obesitas, diabetes dan asma yang lebih tinggi, yang membuat mereka lebih rentan, dan juga lebih cenderung tidak diasuransikan.
Orang Afro-Amerika juga banyak diwakili di antara para pekerja seperti asisten perawat, pegawai toko bahan makanan, operator darurat dan karyawan angkutan umum yang tidak dapat bekerja dari rumah.
Hal itu memaksa mereka keluar ke masyarakat umum pada saat orang lain berada di bawah perintah ketat untuk tinggal di rumah.
Baca juga: Wajah Italia dalam Karantina: Pernikahan dan Pemakaman Ditunda, Kerusuhan Merebak di Penjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.