Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Kabar Baik di Tengah Wabah Corona] Lockdown, LSM di Maroko Kirim Bantuan untuk 'Single Mom'

Kompas.com - 12/04/2020, 14:10 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

RABAT, KOMPAS.com - Sebuah van kecil melintas di jalan-jalan Casablanca untuk mengantarkan makanan kepada para ibu tunggal, karena kelumpuhan ekonomi yang disebabkan oleh krisis virus corona dan memberi tekanan pada rakyat miskin di Maroko.

"Kita harus cepat," kata Bouchra, koordinator dari LSM INSAF yang mengawasi kegiatan berkeliling hari itu.

Lockdown yang diterapkan untuk mengekang penyebaran penyakit Covid-19, serta kurangnya pekerjaan dan uang, menciptakan ketegangan antara lingkungan di kelas pekerja ibu kota ekonomi negara tersebut.

Setiap tahun, INSAF membantu lebih dari 500 wanita muda yang hamil di luar nikah, yang dipandang sebagai "dosa" oleh masyarakat yang telah distigmatisasi oleh konservatisme agama.

Rumah sakit biasanya mendukung para ibu dengan bantuan medis dan psikologis, mencoba menengahi antara mereka dan keluarga mereka juga membantu mencari pekerjaan bagi para wanita hamil.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson: Saya Berhutang Nyawa kepada Tim Medis NHS

Tapi itu semua berubah ketika pandemi virus corona melanda ketika pemerintah mengumumkan darurat kesehatan sekitar pertengahan Maret lalu.

"Epidemi ini menyentuh setiap orang, tetapi single mom (ibu tunggal) adalah yang paling rentan," kata kepala INSAF Meriem Othmani.

"Keluarga mereka menolak mereka dan mereka harus mengurus diri mereka juga bayi mereka, tanpa dukungan apa pun."

Para ibu tunggal ini adalah pengangguran dan tidak ada koneksi keamanan apa pun. 

Di setiap pemberhentian mobil yang membawa bantuan makanan, orang yang lewat bertanya apakah mereka dapat menerima bantuan juga.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson: Saya Berhutang Nyawa kepada Tim Medis NHS

Para ibu tunggal itu berusaha untuk tidak menonjol karena malu akan status sosial mereka dan takut orang lain akan iri.

"Terima kasih," gumam Habiba, salah satu ibu tunggal yang mendapat bantuan sebelum menghilang di gang dengan dua tas besar persediaan.

"Banyak yang mendapatkan pekerjaan sambilan sebagai penata rambut, tukang bersih-bersih, atau dalam industri tekstil dan hospitality," kata Latifa Ouazahrou dari INSAF tentang para ibu tunggal yang kini mendapati diri mereka tanpa pekerjaan atau koneksi yang aman.

Lebih dari tiga juta orang dari populasi sebanyak 35 juta penduduk Maroko adalah miskin berdasarkan badan statistik resmi.

Upah minimum bulanan per orang yang produktif di sana adalah sekitar 260 dollar AS (setara dengan Rp 4,1 juta) sementara 3/4 pekerja tidak memiliki perlindungan jaminan sosial.

Baca juga: Pelanggar Peraturan Setengah Lockdown di Singapura Didenda Rp 3.4 Juta di Tempat

Bank Dunia mengatakan sekitar 10 juta orang di Maroko dapat menemukan diri mereka dalam kesulitan ketika pandemi melanda dan tekanan lebih lanjut meningkat karena kekeringan.

Di ruangan besar yang biasanya digunakan sebagai dapur, tim INSAF mengisi tas dengan semolina couscous, lentil (kacang-kacangan), kentang, beras, minyak, teh, tepung, sabun dan produk sanitasi.

Selebaran yang merinci langkah-langkah perlindungan virus juga disertakan. Pengiriman darurat juga ditujukan kepada keluarga di dusun-dusun terpencil di wilayah Atlas pusat, tempat kekeringan di sektor pertanian semakin menekan penduduk.

Bantuan negara hingga 120 dollar AS (setara dengan Rp 1,8 juta) sedang dialokasikan untuk keluarga yang membutuhkan dalam mengatasi krisis, bagian dari paket darurat juga didanai oleh sumbangan perusahaan dan swasta.

Dalam beberapa hari terakhir, penerima sumbangan pertama dapat menarik uang dari ATM setelah menerima pesan teks dari pihak berwenang.

Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, Nenek 93 Tahun Ini Minta Bir

 

Hal itu dapat dilakukan berkat sistem pembayaran baru yang dibuat atas bantuan dari bank lokal.

Tetapi membantu yang paling membutuhkan adalah sebuah tantangan, dan negara tidak memiliki daftar sosial untuk mengidentifikasi kebutuhan populasi rakyatnya.

"Beberapa (ibu tunggal) bahkan tidak bisa membeli susu untuk bayi mereka," kata Ouazahrou. "Sangat penting untuk membawakan mereka kebutuhan dasar (rumah tangga)."

Pada Minggu (12/4/2020), virus corona telah merenggut 111 nyawa di benua Afrika Utara dari total 1.545 kasus yang dinyatakan. Namun, hanya sekitar 7.000 tes yang telah dilakukan.

Baca juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Diam-diam Punya Dua Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com