Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Perjanjian Damai dengan Arab Saudi, Houthi Suarakan 5 Tuntutan

Kompas.com - 10/04/2020, 08:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SANA'A, KOMPAS.com - Pemberontak Houthi memiliki visi tersendiri dalam mengakhiri pertumpahan darah melawan pasukan yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.

Arab Saudi telah mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 2 minggu mulai Kamis (9/4/2020), dalam upaya menangani virus corona yang sedang mewabah.

Berikut adalah lima tuntutan yang dibuat Houthi dalam dokumen berjudul "Solusi komprehensif untuk mengakhiri perang di Republik Arab Yaman", yang dilansir dari pemberitaan AFP.

Dokumen itu telah diajukan ke utusan khusus PBB pada Rabu, tepat sebelum koalisi mengumumkan gencatan senjata dua minggu cecara sepihak.

Baca juga: Demi Tangani Virus Corona, Arab Hentikan Serangan ke Houthi 2 Minggu

1. Penarikan

Dokumen itu menyerukan diakhirinya "kehadiran pasukan asing" di wilayah, pulau, dan pelabuhan Yaman, sembari menawarkan untuk mengakhiri "setiap kehadiran militer Yaman di tanah Saudi".

Penarikan bersama ini harus dilakukan segera setelah pihak yang bertikai mencapai gencatan senjata yang komprehensif.

"Komite koordinasi militer yang terdiri dari perwakilan militer tingkat tinggi dari masing-masing partai dan diketuai oleh PBB" harus dibentuk pada periode antara gencatan senjata dan penarikan, kata dokumen tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Cegat Serangan Rudal di Atas Riyadh, 2 Warga Sipil Terluka

2. Blokade berakhir

Houthi menginginkan blokade udara, darat, dan laut diangkat secepatnya oleh koalisi setelah mencapai kesepakatan damai.

Dokumen itu menyerukan untuk "membuka semua bandara di Yaman, termasuk bandara internasional Sana'a, untuk penerbangan internasional langsung".

Penerbangan komersial ke bandara Sana'a telah dihentikan oleh koalisi sejak 2015, tapi tetap terbuka hanya untuk penerbangan kemanusiaan internasional.

Baca juga: Pria Yaman Bawa 9,16 Kilogram Daun Khat yang Efeknya Mirip Ganja untuk Pesta di Puncak Bogor

3. Upah dan kompensasi

Pemberontak menuntut agar koalisi membuka batas kredit khusus untuk pembayaran upah pegawai negeri sipil Yaman selama 10 tahun ke depan, sampai ekonomi negara itu pulih.

Mereka juga ingin anggota koalisi berjanji untuk mendanai rekonstruksi negara, dan memberikan kompensasi kepada semua orang yang rumahnya hancur akibat serangan udara.

Dokumen tersebut turut menyerukan kompensasi bagi pemilik dan pekerja pabrik, perusahaan, pasar, restoran, dan lainnya yang mata pencariannya dilanda kerusakan akibat perang.

Baca juga: Penyebaran Virus Corona dan Ancaman Lonjakan Kasus Covid-19 di Arab Saudi...

4. Menangani virus corona

Para pemberontak menginginkan PBB dan anggota koalisi untuk menyediakan "peralatan medis, obat-obatan, vaksin, steriliser, dan lainnya" di samping fasilitas karantina untuk membantu pemerintah setempat menangani virus corona jika telah memasuki Yaman.

Belum ada kasus virus corona yang dilaporkan Yaman sejauh ini, tetapi kelompok internasional telah mengingatkan bahwa jika nantinya terkena akan menjadi bencana besar.

Baca juga: Wabah Corona, Arab Saudi Berlakukan Larangan Bepergian 24 Jam

5. Referendum

Para pemberontak mengatakan bahwa semua pihak harus mengajukan proposal mereka untuk solusi politik kepada utusan khusus PBB.

Pada akhir negosiasi, mereka mengusulkan bahwa "hasil dari proses politik akan ditawarkan untuk referendum dengan konstitusi Yaman".

Baca juga: Siapkan Rp 6,8 Triliun, Putra Mahkota Arab Saudi Bakal Beli Klub Liga Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com