Termasuk kelelawar dan trenggiling yang keduanya dianggap sebagai makanan lezat di China. Di mana wabah pertama kali muncul.
Baca juga: Bukan Ular atau Kelelawar, Trenggiling Disebut Penyebar Virus Corona ke Manusia
Para konservasionis menyerukan larangan global terhadap perdagangan satwa liar setelah wabah Covid-19. Begitu pun pemerintah China telah melarang konsumsi hewan liar.
Mendukung hal itu, Greenpeace pada Rabu (8/4/2020) mendesak Uni Eropa untuk mendorong larangan konsumsi hewan liar di seluruh dunia.
Upaya itu untuk melindungi kesehatan masyarakat dan keanekaragaman hayati di seluruh dunia.
Namun, dikarenakan wabah Covid-19 juga, diskusi keanekaragaman hayati PBB ditunda. Beberapa kelompok adat melaporkan perambahan yang lebih luas dari para penambang ilegal dan pemburu liar ke dalam hutan tropis.
Baca juga: Ahli Sebut Pemusnahan Kelelawar Massal untuk Cegah Corona Salah Besar
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of Royal Society B menunjukkan prevalensi penyakit zoonosis pada hewan yang diproduksi massal untuk pertanian.
"Ketika kita melewati masa darurat kesehatan masyarakat ini, kami berharap para pembuat kebijakan bisa fokus pada kesiapsiagaan wabah dan pencegahan risiko penyakit zoonosis.
Terutama ketika mengembangkan kebijakan lingkungan, pengelolaan lahan dan sumber daya hewan," pungkas Johnson.
Baca juga: 2 WNA China Selundupkan 44 Sisik Trenggiling dan 2,2 Kg Teripang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.