Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Eksploitasi Alam oleh Manusia Sebabkan Penyakit Zoonosis Seperti Covid-19

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan pada Rabu (8/4/2020) bahwa aktivitas manusia yang menghancurkan habitat satwa liar dan mengonsumsi mereka merupakan faktor utama dari wabah penyakit akibat zoonosis.

Zoonosis adalah wabah yang disebabkan oleh penularan virus dari hewan (hewan liar) ke manusia.

Perburuan ilegal, pertanian mekanis dan gaya hidup perkotaan yang meningkat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati massal dalam beberapa dekade terakhir.

Perkembangan peradaban manusia telah menghancurkan populasi hewan liar dan meningkatkan populasi ternak.

Sekitar 70 persen penyakit manusia adalah zoonosis. Seperti wabah virus corona alias Covid-19.

Peneliti di AS mengamati lebih dari 140 virus yang diketahui telah ditularkan dari hewan ke manusia dan (hewan tersebut) merujuk pada Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN.

Hewan peliharaan, primata, kelelawar dan tikus dinyatakan membawa virus paling zoonosis sekitar 75 persen.

Christine Johnson, peneliti utama dari studi ini mengatakan bahwa datanya menyoroti bagaimana eksploitasi satwa liar dan perusakan habitat alami adalah faktor yang mendasari berlimpahnya penyakit menular.

Tahun lalu, panel PBB tentang keanekaragaman hayati memperingatkan bahwa hingga satu juta spesies menghadapi kepunahan karena aktivitas manusia.

Sebanyak 75 persen daratan dan 40 persen lautan di bumi diketahui telah sangat terdegradasi oleh umat manusia.

Deforestasi misalnya, semakin menambah tekanan pada mamalia liar yang berjuang untuk beradaptasi dengan berkurangnya habitat.

Ketika manusia merambah lebih jauh di wilayah mamalia itu, hewan-hewan liar dipaksa meningkatkan kontak langsung dengan manusia. Hal itu memicu peningkatan risiko penyakit menular lainnya.

Christine Johnson juga mengatakan pada media Perancis, AFP bahwa aktivitas manusia yang dilihat dari deforestasi seperti konversi lahan untuk menanam tanaman atau memelihara ternak dan membangun komunitas,

juga meningkatkan frekuensi dan intensitas kontak antara manusia dengan satwa liar. Kondisi itu menciptakan kondisi sempurna untuk penyebaran virus.

Hingga kini, ilmuwan masih berusaha menemukan spesies yang meneruskan virus Covid-19 kepada manusia.

Termasuk kelelawar dan trenggiling yang keduanya dianggap sebagai makanan lezat di China. Di mana wabah pertama kali muncul.

Para konservasionis menyerukan larangan global terhadap perdagangan satwa liar setelah wabah Covid-19. Begitu pun pemerintah China telah melarang konsumsi hewan liar.

Mendukung hal itu, Greenpeace pada Rabu (8/4/2020) mendesak Uni Eropa untuk mendorong larangan konsumsi hewan liar di seluruh dunia.

Upaya itu untuk melindungi kesehatan masyarakat dan keanekaragaman hayati di seluruh dunia.

Namun, dikarenakan wabah Covid-19 juga, diskusi keanekaragaman hayati PBB ditunda. Beberapa kelompok adat melaporkan perambahan yang lebih luas dari para penambang ilegal dan pemburu liar ke dalam hutan tropis.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of Royal Society B menunjukkan prevalensi penyakit zoonosis pada hewan yang diproduksi massal untuk pertanian.

"Ketika kita melewati masa darurat kesehatan masyarakat ini, kami berharap para pembuat kebijakan bisa fokus pada kesiapsiagaan wabah dan pencegahan risiko penyakit zoonosis.

Terutama ketika mengembangkan kebijakan lingkungan, pengelolaan lahan dan sumber daya hewan," pungkas Johnson.

https://www.kompas.com/global/read/2020/04/08/193943770/studi-eksploitasi-alam-oleh-manusia-sebabkan-penyakit-zoonosis-seperti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke