Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter Craig Spencer di Garis Depan Perlawanan Terhadap Virus Corona

Kompas.com - 26/03/2020, 11:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Seorang dokter yang menangani pasien ebola sewaktu wabah itu merebak di Afrika Barat menceritakan bagaimana kondisi di ruang darurat garis depan perlawanan terhadap virus corona di kota New York.

Craig Spencer, Direktur Kesehatan Global untuk pengobatan gawat darurat di Columbia Medicine mengunggah catatan hariannya di Twitter.

Catatan itu berisi aktivitasnya yang meliputi perawatan medis terkait Covid-19 di New York di mana angka infeksi kasus Covid-19 terkonfirmasi lebih banyak daripada negara bagian lainnya.

Pertama-tama, Craig memulai paginya dengan 'membuat kopi satu teko penuh untuk sehari'.

Baca juga: Peringatan untuk Kaum Muda, Satu Remaja Tewas akibat Virus Corona di AS

Spencer menulis bahwa dirinya kaget dengan kondisi jalanan kota dini hari yang begitu tenang. Seperti yang kita tahu, New York terkenal sebagai salah satu kota tersibuk di dunia.

Spencer membagi rincian cerita yang kurang enak tentang kondisi pasien Covid-19 dan gejala-gejala parah yang dia hadapi ketika berada di ruang gawat darurat.

Kondisi pasien krisis dikatakan hampir sama, baik itu menimpa usia muda mau pun usia tua.
"Batuk, napas pendek dan demam," ujar Spencer.

Spencer juga mengatakan dirinya telah melakukan diskusi panjang lebar dan terbuka apa adanya dengan pasien Covid-19 juga dengan keluarga pasien melalui telepon karena dia berpikir keluarga pasien harus beri dukungan terbaik sebelum segalanya menjadi lebih buruk.

Baca juga: Sebelum Terpapar Virus Corona, Pangeran Charles Sempat Bertemu Ratu Elizabeth II

Di saat yang sama ketika dia mendukung seorang pasien untuk mampu bertahan, pasien lainnya ternyata juga membutuhkan dukungan serupa.

"Dua orang pasien berdampingan di ruang yang sama membutuhkan tabung pernapasan," tulis Spencer, "Jam bahkan belum menunjukkan pukul 10 pagi."

Dia menambahkan bahwa upaya yang dilakukan saat ini sudah sangat terlambat untuk menghentikan virus corona.

Namun, dia merasa seluruh masyarakat semestinya bisa memperlambat penularan virus ini. Sebab, virus corona tidak akan menginfeksi orang yang tidak pernah kontak sosial dengan pasien terinfeksi.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Ilmuwan Teliti Obat untuk Kurangi Komplikasi

"Social distancing adalah satu-satunya upaya yang bisa menjauhkan kita dari penularan virus. Aku tidak peduli dengan berapa banyak dampak perekonomiannya selama aku berjuang untuk menyelamatkan banyak nyawa," tulis Spencer.

"Aku bisa bertahan pada saat ebola," kata Spencer, "tapi aku takut Covid-19,"

Pada wawancara yang dilakukan bersama NBC Today Show, Spencer mengatakan bahwa hal terpenting adalah 'menganggap segalanya serius' serta selalu ingat bahwa siapa pun bisa terjangkit virus ini.

"Apa yang kita lihat di ruang gawat darurat itu mengerikan," tambah Spencer. Menurutnya, tinggal tunggu waktu saja (jika dibiarkan) kasus penularan merebak dan meluas.

Baca juga: Pemimpin Chechnya: Pelanggar Karantina Virus Corona Harus Dibunuh

 

Dia kemudian meminta kepada semua warga untuk tetap di rumah. Dengan tetap di rumah, setiap orang berarti menjaga diri dan juga petugas kesehatan.

Jumlah kasus virus corona terbaru yang dikonfirmasi di New York melebihi 25 ribu pada Selasa (24/3/2020).

Pejabat kesehatan juga memperingatkan bahwa angka kasus itu bisa jadi lebih tinggi lagi karena masalah signifikan seperti pendistribusian alat tes di seluruh negeri. 15 ribu kasus dari 25 ribu kasus yang ada terjadi di kota New York.

Baca juga: Virus Corona, Spanyol Beli APD dari China Senilai Rp 7,6 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com