Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Dokter Craig Spencer di Garis Depan Perlawanan Terhadap Virus Corona

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Seorang dokter yang menangani pasien ebola sewaktu wabah itu merebak di Afrika Barat menceritakan bagaimana kondisi di ruang darurat garis depan perlawanan terhadap virus corona di kota New York.

Craig Spencer, Direktur Kesehatan Global untuk pengobatan gawat darurat di Columbia Medicine mengunggah catatan hariannya di Twitter.

Catatan itu berisi aktivitasnya yang meliputi perawatan medis terkait Covid-19 di New York di mana angka infeksi kasus Covid-19 terkonfirmasi lebih banyak daripada negara bagian lainnya.

Pertama-tama, Craig memulai paginya dengan 'membuat kopi satu teko penuh untuk sehari'.

Spencer menulis bahwa dirinya kaget dengan kondisi jalanan kota dini hari yang begitu tenang. Seperti yang kita tahu, New York terkenal sebagai salah satu kota tersibuk di dunia.

Spencer membagi rincian cerita yang kurang enak tentang kondisi pasien Covid-19 dan gejala-gejala parah yang dia hadapi ketika berada di ruang gawat darurat.

Kondisi pasien krisis dikatakan hampir sama, baik itu menimpa usia muda mau pun usia tua.
"Batuk, napas pendek dan demam," ujar Spencer.

Spencer juga mengatakan dirinya telah melakukan diskusi panjang lebar dan terbuka apa adanya dengan pasien Covid-19 juga dengan keluarga pasien melalui telepon karena dia berpikir keluarga pasien harus beri dukungan terbaik sebelum segalanya menjadi lebih buruk.

Di saat yang sama ketika dia mendukung seorang pasien untuk mampu bertahan, pasien lainnya ternyata juga membutuhkan dukungan serupa.

"Dua orang pasien berdampingan di ruang yang sama membutuhkan tabung pernapasan," tulis Spencer, "Jam bahkan belum menunjukkan pukul 10 pagi."

Dia menambahkan bahwa upaya yang dilakukan saat ini sudah sangat terlambat untuk menghentikan virus corona.

Namun, dia merasa seluruh masyarakat semestinya bisa memperlambat penularan virus ini. Sebab, virus corona tidak akan menginfeksi orang yang tidak pernah kontak sosial dengan pasien terinfeksi.

"Social distancing adalah satu-satunya upaya yang bisa menjauhkan kita dari penularan virus. Aku tidak peduli dengan berapa banyak dampak perekonomiannya selama aku berjuang untuk menyelamatkan banyak nyawa," tulis Spencer.

"Aku bisa bertahan pada saat ebola," kata Spencer, "tapi aku takut Covid-19,"

Pada wawancara yang dilakukan bersama NBC Today Show, Spencer mengatakan bahwa hal terpenting adalah 'menganggap segalanya serius' serta selalu ingat bahwa siapa pun bisa terjangkit virus ini.

"Apa yang kita lihat di ruang gawat darurat itu mengerikan," tambah Spencer. Menurutnya, tinggal tunggu waktu saja (jika dibiarkan) kasus penularan merebak dan meluas.

Dia kemudian meminta kepada semua warga untuk tetap di rumah. Dengan tetap di rumah, setiap orang berarti menjaga diri dan juga petugas kesehatan.

Jumlah kasus virus corona terbaru yang dikonfirmasi di New York melebihi 25 ribu pada Selasa (24/3/2020).

Pejabat kesehatan juga memperingatkan bahwa angka kasus itu bisa jadi lebih tinggi lagi karena masalah signifikan seperti pendistribusian alat tes di seluruh negeri. 15 ribu kasus dari 25 ribu kasus yang ada terjadi di kota New York.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/26/110554370/kisah-dokter-craig-spencer-di-garis-depan-perlawanan-terhadap-virus

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke