Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2 Hari Beruntun, Angka Kematian Covid-19 di Italia Turun

Kompas.com - 24/03/2020, 14:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Selama dua hari berturut-turut, Italia mengumumkan penurunan dalam angka kematian harian diakibatkan wabah virus corona.

Pada Sabtu (21/3/2020), Roma sempat mencatatkan korban fatal harian tertinggi, yakni 793. Di Minggu (22/3/2020), jumlah itu turun menjadi 651.

Kemudian pada Senin (23/3/2020), angka kematian harian karena Covid-19 kembali menyusut menjadi 601. Penurunan juga terjadi di kasus infeksi.

Baca juga: Virus Corona, Dokter Italia Temukan Pneumonia Aneh sejak November 2019

Sempat berada di angka 6.557, kini Negeri "Pizza" mengumumkan 4.789 orang terinfeksi virus corona berdasarkan data yang disajikan Senin.

Total sebagaimana diberitakan AFP Selasa (24/3/2020), Roma menyatakan terdapat 63.927 kasus penularan dan 6.077 korban meninggal.

Penurunan yang cukup signifikan itu membuat Giulio Gallera, pejabat medis di Milan, untuk pertama kalinya tersenyum saat memberi keterangan pers.

"Kami tentu tidak bisa langsung mengumumkan kemenangan. Tetapi jelas, terdapat cahaya yang menyinari ujung terowongan ini," kata dia.

Sikap hati-hati ditunjukkan Kepala Institut Kesehatan Nasional (ISS), Silvio Brusaffero, dalam menyikapi tren penurunan ini.

"(Angka) ini memang menjadi sesuatu yang positif. Tetapi, saya masih belum mempunyai keberanian untuk mengatakan terdapat tren penurunan," ujar dia.

Baca juga: Inggris Terapkan Lockdown ala Italia, Ini Aturan dan Hukumannya

Pada Senin, Jerman mengumumkan mereka menerima permintaan Roma untuk merawat pasien virus dengan nama resmi SARS-Cov-2.

Setidaknya ada enam pasien virus corona yang mulai dpindahkan ke Leipzig dan Dresden, dua kota yang berlokasi di timur Saxony.

Pemerintah Italia begitu berharap, lockdown yang mereka terapkan sejak awal Maret bakal memberikan hadiah manis dalam upaya memerangi wabah ini.

Perdana Menteri Giuseppe Conte sudah menekankan, terdapat pabrik "non-esensial" bakal ditutup untuk menghambat massa berkerumun dalam jumlah besar.

Dia juga menyatakan adanya larangan pendatang ke Italia, ditambah serangkaian aturan lain yang mulai membuahkan hasil positif.

"Mulai kini sampai kapan pun, kami menginginkan adanya komitmen penuh dari masyarakat," tegas Menteri Kesehatan Roberto Speranza.

Baca juga: Tunjukkan Solidaritas, Jerman akan Rawat 6 Pasien Corona dari Italia

"Gugup mulai terasa"

Italia telah mengorbankan tak hanya ekonomi. Tetapi juga kebebasan mereka dengan melarang hampir semua kegiatan publik demi mengalahkan virus corona.

Sebab saat ini, dengan 6.077 korban meninggal, Italia menjadi negara dengan angka kematian tertinggi akibat SARS-Cov-2 di dunia.

Tim medis di sana bekerja tak kenal lelah meski didera kelelahan, dengan masyarakat yang menjalani lockdown berusaha mengatasi kejenuhan mereka.

Beberapa kota mulai mengorganisasi pesta balkon, di antaranya dengan musik meriah dari DJ, hingga bernyanyi dan bertepuk tangan bersama.

Tetapi pada akhirnya, dampak dari karantina itu milai terasa di mana media sosial dipenuhi tekanan terhadap berbagai pengetatan.

Terdapat unggahan di Twitter yang viral, di mana netizen mengkritik pemerintah kota yang tak segan memenjarakan atau mendenda orang yang mengajak anjing peliharannya jalan terlalu jauh.

Baca juga: Update Virus Corona 23 Maret: Jerman Batasi Perkumpulan 2 Orang | Korban Harian di Italia Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com