Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Inggris, Pekerja yang "Work From Home" karena Virus Corona Dibayar Pemerintah 80 Persen

Kompas.com - 21/03/2020, 19:07 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Tindakan ini setara dengan menyuntikkan dana sebanyak 30 miliar euro atau setara Rp 519 triliun ke dalam ekonomi dan dirancang untuk membantu perusahaan tetap bertahan.

Pada konferensi pers harian berita virus corona, Sunak berbincang dengan Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris.

Baca juga: Trump Abaikan Peringatan Intelijen AS soal Ancaman Virus Corona

Penutupan sekolah, bar dan restoran di Inggris memiliki dampak drastis bagi perekonomian. Johnson mengatakan, paket bantuan hadir untuk sementara dan bagian dari tujuan bersama rakyat Inggris dan pemerintah dalam mengalahkan virus corona.

Boris Johnson mengatakan, "Kami akan melakukan segala upaya untuk membantu. Mendukung Anda secara langsung dengan cara yang belum pernah dilakukan pemerintah sebelumnya. Dan sebagai tambahan, kami juga menyiapkan paket bantuan untuk bisnis."

Pemerintah Inggris telah mendapat tekanan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir untuk melakukan lebih banyak bantuan pada rakyat biasa dan pada perusahaan ketika krisis memburuk.

Negara-negara lain telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung pekerja ketika pandemi global semakin intensif, termasuk di AS.

Gedung Putih sedang mencari upaya utnuk melakukan pembayaran tunai langsung kepada warga Amerika, dan Denmark, di mana negara akan membayar 75 persen dari upah pekerja.

Baca juga: 15 WNI Terpapar Corona di Singapura: 1 Sembuh, 1 Meninggal, 13 Dirawat

Pekerja Perancis yang diberhentikan sementara oleh majikan mereka karena krisis virus corona berhak untuk mengklaim "tunjangan pengangguran parsial" sama dengan 84 persen dari upah mereka, dan majikan berkewajiban menjaga pekerjaan mereka tetap terbuka untuk mereka.

Sunak tidak memberikan perkiraan untuk biaya pemerintah membayar upah pekerja, karena harga akan tergantung pada sejauh mana perusahaan mengambil tawaran itu.

Ada sekitar 33 juta pekerja di angkatan kerja Inggris, dengan hanya lebih dari 10 di antara mereka adalah wiraswasta.

Sementara pengangguran saat ini merupakan yang terendah sejak pertengahan 1970-an, diperkirakan akan meningkat secara dramatis.

Konsultan ekonomi kapital mengatakan bahwa langkah-langkah terbaru dapat menelan biaya sekitar 78 miliar euro atau setara Rp 1.351 triliun dan menghemat ratusan ribu pekerjaan.

Tanpa subsidi upah, pengangguran bisa naik dua kali lipat menjadi 8 persen dengan lebih dari 1,5 juta orang kehilangan pekerjaan.

Sebaliknya, tingkat pengangguran sekarang diperkirakan akan naik menjadi 6 persen dengan sekitar 700 ribu orang kehilangan pekerjaan mereka.

Kanselir juga mengumumkan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan jaringan unutk orang-orang yang kehilangan pekerjaan dengan meningkatkan nilai kredit universal dan kredit pajak sebesar seribu euro per tahun atau setara dengan Rp 17 juta.

Baca juga: Catatkan 627 Kematian Virus Corona dalam Sehari, Korban Meninggal di Italia Capai 4.032 Orang

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com