Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis dan Iran Lakukan Pertukaran Tahanan

Kompas.com - 21/03/2020, 15:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Otoritas Kehakiman Iran mengatakan pada Jumat (20/03/2020) bahwa Teheran melakukan kontak dengan Paris atas pembebasan seorang tahanan Perancis di Republik Islam Iran. 

Iran membebaskan tahanan Perancis itu setelah seorang tahanan Iran di Perancis dibebaskan dari ancaman ekstradisi di AS.

Warga Iran yang dibebaskan Perancis bernama Jallal Rohollahnejad. Berita ini disiarkan oleh Kantor Berita Pengadilan Iran Mizan Online tanpa memberitahu nama tahanan Perancis yang mereka bebaskan.

TV pemerintah Iran pada Jumat malam mengatakan kalau tahanan asal Iran itu sudah kembali ke Teheran.

Baca juga: Lawan Virus Corona, Iran Bebaskan 85.000 Tahanan

Rohollahnejad adalah seorang insinyur Iran yang dipenjara selama lebih dari setahun di penjara Perancis. Dia dituduh mengindari sanksi AS terhadap Iran.

Pengadilan Kasasi Perancis pada 11 Maret lalu menyetujui permintaan untuk ekstradisi Rohollahnejad ke AS tapi pemerintah Perancis membebaskannya dan mengubah keputusan pengadilan Perancis.

Laporan berita Iran itu menjelaskan, mereka mempertimbangkan kerja sama sistem peradilan. Yaitu dengan membebaskan tahanan Perancis melalui pengurangan hukuman dan pemerintah Perancis membebaskan insinyur Iran.

Kerja sama itu disebut timbal balik. Perancis telah berbulan-bulan menuntut agar Iran membebaskan dua peneliti Perancis, Fariba Adelkhah dan Roland Marchal yang ditahan pada Juni 2019. Keduanya memulai persidangan pada awal Maret 2020.

Adelkhah adalah warga negara Iran dan Perancis namun Teheran tidak mengakui adanya kewarganegaraan ganda.

Beberapa bulan terakhir, Iran juga dikabarkan telah melakukan pertukaran tahanan dengan AS, Australia dan Jerman.

Baca juga: Dampak Karantina Italia: Terjadi Kerusuhan Besar di Penjara, 7 Tahanan Tewas

Ancaman virus corona

Adelkhah seorang antropolog sekaligus pakar Islam Syiah. Berdasarkan laporan pengacaranya, Said Dehgan, Adelkhah dituduh melakukan propaganda terhadap sistem dan melakukan kolusi yang mendukung tindakan melawan keamanan nasional. 

Koleganya, Marchal, seorang pakar Afrika Timur juga dituduh mengancam keamanan nasional Iran.

Kelompok pendukung keduanya di Paris dan Kementerian Luar Negeri Perancis telah memperingatkan atas kesehatan kedua tahanan itu. Adelkhah dilaporkan mogok makan selama 49 hari dan kesehatan Marchal berangsur memburuk.

Kelompok pendukung mereka juga telah berulang kali mengklaim kepada Teheran bahwa keduanya tidak bersalah atas tuduhan yang mereka hadapi.

Selain itu, mereka juga khawatir pada kesejahteraan tawanan di saat virus corona mewabah di Iran. Jumlah korban tewas di Republik Islam Iran naik menjadi 1.433 pada Jumat (20/03/2020) kemarin.

Baca juga: Virus Corona, Tahanan Palestina Takut Berada di Penjara Israel yang Kotor dan Sesak

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com