Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Anggota Parlemen Iran Salahkan Bioterorisme AS

Kompas.com - 14/03/2020, 03:06 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Anggota Komite Keamanan Nasional dan Urusan Luar Negeri Parlemen Iran, Heshmatollah Falahatpisheh dari Harian Aftab mengatakan, angka kematian tinggi di Iran akibat virus corona merupakan akibat dari bioterorisme.

Menurut Heshmatollah, Presiden AS Donald Trump menggunakan strategi (untuk mencapai tujuannya), salah satunya bioterorisme. Dia mengatakan bahwa apa yang terjadi di Iran tidak normal.

Dia juga mengklaim bahwa meski Iran sudah mengikuti pedoman kebersihan, virus corona masih merenggut nyawa di sana.

Pada Kamis (12/03/2020), Iran mengidentifikasi 1.075 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Menjadikan total angka kasus infeksi sebanyak 10.075 di negara itu.

Baca juga: Virus Corona, Tahanan Palestina Takut Berada di Penjara Israel yang Kotor dan Sesak

"Sementara itu di beberapa negara, di mana langkah-langkah kebersihan dasar tidak diterapkan, tidak memiliki masalah (dengan virus)," tambah Heshmatollah.

Reza Nasri, seorang pengacara internasional dan analis kebijakan luar negeri juga menekankan bahwa pemerintahan Trump menggunakan wabah ini sebagai cara baru mengintensifkan kampanye tekanan maksimumnya terhadap Iran.

Dia mengatakan kepada kantor berita IRNA, "Sejak kasus diagnosis pertama kali diumumkan di Iran, para pejabat AS (dengan tanpa dasar) menuduh Iran telah berbohong dengan menutupi jumlah kasus sebenarnya yang terinfeksi dan korban yang tewas."

 

Sementara itu, seorang penasihat senior untuk Pemimpin Tertinggi Iran dikabarkan terinfeksi.

Ali Akbar Velayati, salah satu kolega terdekat Ayatollah Ali Khamenei, memasuki karantina ketika Pemimpin Tertinggi mengatakan virus merupakan bagian dari 'serangan biologis' AS.

Baca juga: WHO: Eropa Pusat Pandemi Virus Corona

Dilansir dari kantor berita semi-resmi Fars News, Ali Akbar Velayati yang juga menjabat sebagai kepala rumah sakit Masih Daneshvari di Teheran yang melakukan kontak banyak dengan pasien virus corona positif terinfeksi virus corona.

Setelah China dan Italia, Iran adalah negara di kawasan Timur Tengah yang paling terburuk kasus wabah virus coronanya.

Di Iran sendiri, kabar hoaks tentang efektivitas cairan alkohol pabrikan dalam mencegah virus corona telah menewaskan 44 orang. Sebanyak 331 orang juga dirawat akibat insiden itu di Khuzestan.

Akibat insiden itu, media Iran mewawancarai para ahli tentang kabar hoaks dan menekankan dampak mematikan dari konsumsi alkohol pabrikan.

Baca juga: Pejabat China: Militer AS Bawa Virus Corona ke Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com