Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Virus Corona di Korsel Bisa Turun Tanpa Lockdown, Ini Kuncinya

Kompas.com - 13/03/2020, 19:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Kesadaran masyarakat berpadu teknologi terbaru

Warga Korsel jarang meninggalkan rumah tanpa mengenakan masker, dan banyak bangunan memasang tulisan "Tanpa Masker, Dilarang Masuk".

Pekerja restoran dan staf ritel pun memakai masker saat melayani pelanggan.

"Saya awalnya tidak suka memakai masker karena mencium bau napas saya sendiri. Tapi suatu ketika saya bersin-bersin di kereta, lalu penumpang lain mengerutkan kening dan menjauh dari saya."

"Pada saat itu saya memutuskan untuk mengikuti aturan dengan memakai masker," kata Min Gyeong-wook, seorang karyawan berusia 35 tahun.

Selain itu, negara pimpinan Moon Jae-in ini juga memiliki langkah-langkah kreatif.

Contohnya, membuat 50 stasiun tes virus corona drive-through di seluruh negeri. Di tempat ini, tes hanya memakan waktu 10 menit untuk menjalani semua prosedur.

Hasil tesnya keluar dalam hitungan jam.

Baca juga: Anies Sebut Sebaran Virus Corona di Jakarta Meluas

Korea Herald memberitakan, tes Covid-19 sangat mahal di banyak negara, tetapi di Korsel semua tes gratis. Korsel juga mampu memproses hingga 15.000 tes diagnostik sehari, dan jumlah keseluruhan tes telah mencapai hampir 200.000.

Kata pakar kesehatan, banyaknya pengujian ini membuat Korsel mampu mengidentifikasi pasien sejak dini, dan meminimalkan efek berbahaya,

Di sisi lain, upaya ini juga membuat Korsel sempat punya jumlah kasus terkonfirmasi kedua terbesar di dunia setelah China, sebelum digeser Italia dan Iran.

Kemudian bagi WNA yang masuk, Korsel menerapkan "prosedur imigrasi khusus" untuk memantaunya selama dua minggu, tanpa harus melarang mereka memasuki negara dengan mata uang won ini.

Misalnya mereka yang datang dari China, termasuk Hong Kong dan Makau tetapi tidak termasuk Taiwan, diperiksa suhu tubuhnya.

Baca juga: Semua Laga EFL Juga Ditunda akibat Dampak Virus Corona

Sementara itu informasi kontak domestik mereka diverifikasi dan diharuskan mengisi kuisioner kesehatan.

Mereka juga diminta untuk mengunduh aplikasi diagnisa diri di ponsel dan dikelola secara intensif jika menunjukkan gejala.

Teknologi IT mutakhir dan kamera pengintai di mana-mana pun ditempatkan oleh Korsel untuk melacak sumber infeksi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com