Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Sekte Sesat di Korea Selatan Dijerat Pasal Pembunuhan Terkait Penyebaran Virus Corona

Kompas.com - 02/03/2020, 18:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

GAPYEONG, KOMPAS.com - Lee Man-hee, pemimpin dari sekte sesat Gereja Shincheonji di Korea Selatan, bertekuk lutut meminta maaf terkait penyebaran virus corona di Negeri "Ginseng".

Hal tersebut dilakukannya setelah pemerintah Kota Seoul menjerat Lee dengan pasal pembunuhan, karena dituding jadi dalang penyebaran virus Covid-19 di Korea Selatan.

Pria berusia 88 tahun ini berlutut di depan kamera televisi pada Senin (2/3/2020) sambil mengucapkan permintaan maaf.

"Aku ingin menyampaikan permintaan maafku yang tulus kepada orang-orang," kata Lee dengan suara terisak.

"Meskipun ini tidak disengaja, banyak orang telah terinfeksi," ucapnya sembari dua kali menundukkan kepalanya ke lantai di hadapan wartawan di Gapyeong.

"Aku memohon ampunan dari orang-orang."

"Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah atas semua usahanya. Saya juga memohon ampunan dari pemerintah," pungkasnya.

Baca juga: 17 Orang Meninggal di Korea Selatan karena Virus Corona, Pemimpin Gereja Shincheonji Disorot

Menurut data dari South China Morning Post, jumlah kasus infeksi virus corona di Korea Selatan sebanyak 4.335 kasus dengan 26 korban meninggal sampai hari ini (2/3/2020).

Angka tersebut adalah yang tertinggi di luar China, disusul Italia (1.694 kasus, 34 meninggal) dan Iran (1.501 kasus, 66 meninggal).

Jumlah kasus virus corona yang menimpa negara pimpinan Moon Jae-in ini diperkirakan masih akan bertambah, karena pemerintah sedang memeriksa lebih dari 266.000 umat Gereja Shincheonji Yesus.

Siapa sebenarnya Lee Man-hee?

Lee Man-hee merupakan pendiri sekte sesat Gereja Shincheonji, yang dituding punya "andil" di separuh lebih dari 4.000 kasus virus corona di Korea Selatan.

Lee dinobatkan oleh para pengikutnya sebagai "Pendeta yang Dijanjikan" karena memiliki jubah Yesus dan menjanjikan akan membawa 144.000 orang bersamanya ke surga pada Hari Penghakiman.

Pemerintah Kota Seoul telah meminta jaksa untuk menjerat Lee dan 11 pemimpin lainnya dengan pasal pembunuhan, setelah sekte Gereja Shincheonji menyerahkan daftar palsu anggotanya kepada pihak berwenang.

Sekte tersebut berdalih, para anggotanya akan menerima stigma sosial dan diskriminasi jika kepercayaan mereka diketahui publik.

Para pemimpin gereja kemudian menghalangi beberapa umatnya untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan pemerintah.

Baca juga: Imbas Covid-19, Hyundai Tutup Sementara Pabrik di Korea Selatan

Jaksa penuntut langsung menugaskan pemerintah kota Seoul untuk melakukan investigasi, demikian yang diberitakan kantor berita Yonhap.

Wali Kota Seoul, Park Won-soon, mengatakan di akun Facebook-nya jika saja Gereja Shincheonji mau bekerja sama sejak awal, penyebaran virus tidak akan meluas seperti ini.

"Jika mereka secara aktif mengambil langkah-langkah awal, kita bisa mencegah ledakan kasus Covid-19 di Daegu dan Provinsi Gyeongbuk Utara, juga kematian beberapa orang," tulisnya.

Senin (2/3/2020) Korea Selatan mengonfirmasi 599 kasus virus corona baru. Dari total 4.335 kasus, 60 persennya terkait dengan Gereja Shincheonji.

Kronologi penyebaran dari Gereja Shincheonji

Pada 10 Februari 2020, seorang wanita berusia 61 tahun yang merupakan anggota gereja menderita demam dan menghadiri setidaknya empat layanan di Daegu.

Daegu sendiri merupakan kota terbesar keempat di Korea Selatan dengan populasi 2,5 juta jiwa, sebelum wabah merebak.

Saat beribadah, anggota gereja Shincheonji duduk berdekatan di lantai dan berdoa secara luas.

Cara tersebut dianggap para kritikus sebagai "lingkungan ideal" untuk menyebarkan infeksi virus.

Lee sempat mengklaim dirinya sudah dites dan negatif virus corona, dan bersikeras kelompoknya secara aktif bekerja sama dengan pemerintah.

Namun, kini Lee menghadapi dirinya didakwa pasal pembunuhan.

Baca juga: Pemerintah Korea Selatan Yakin Perekonomian Akan Bangkit Kembali setelah Wabah Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com