Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Orang di Seluruh Dunia Meninggal karena Virus Corona, Kasus di Korsel Tembus 4.000

Kompas.com - 02/03/2020, 11:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Korban meninggal virus corona di seluruh dunia dilaporkan sudah menembus 3.000 orang, di mana kasus infeksi di Korea Selatan (Korsel) melebihi 4.000.

Laporan itu didapatkan setelah negara asal virus, China, melaporkan adanya laporan kematian baru, dengan lebih dari 50 negara mengonfirmasi adanya penularan.

Saat ini, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 89.000 orang, dan menyebar hingga ke 64 negara sejak pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 lalu.

Baca juga: AS Umumkan Korban Meninggal Kedua akibat Virus Corona

Pada Senin (2/3/2020), China melaporkan adanya 42 kasus kematian baru, di mana seluruh korban berasal dari Hubei, provinsi yang menjadi sumber pertama.

Dilansir AFP, laporan itu membuat jumlah korban meninggal di Negeri "Panda" mencapai 2.912. Sementara di seluruh dunia, data terbaru menunjukkan angka 3.039.

Selain itu, komisi kesehatan nasional melaporkan 202 infeksi baru, yang membuat angka penularan di sana mencapai 80.026 orang.

Korea Selatan (Korsel) menjadi negara dengan tingkat infeksi terbesar di luar China, dengan otoritas lokal mengumumkan adanya 4.212 kasus.

Kemudian Negeri "Ginseng" juga melaporkan empat korban meninggal baru, membuat jumlah kasus kematian di Korsel mencapai 22 orang.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Anies Minta Warga Jakarta Tak Panik Hadapi Corona | Pria dan Anaknya Bakar Diri

Angka tersebut diprediksi bakal bertambah karena pemerintah tengah memeriksa lebih dari 200.000 orang anggota Gereja Shincheonji.

Shincheonji, yang dianggap sebagai sekte sesat, berada dalam sorotan utama karena setengah dari kasus virus corona di Korsel berhubungan dengan mereka.

Kemudian di Eropa, negara yang paling keras dihantam oleh virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 adalah Italia, dengan 1.694 penularan.

Roma pada Minggu (1/3/2020) menyatakan, mereka akan menggelontorkan 3,6 miliar euro, atau Rp 57,2 triliun, sebagai bantuan darurat ke sektor yang paling terimbas.

Baca juga: 17 Orang Meninggal di Korea Selatan karena Virus Corona, Pemimpin Gereja Shincheonji Disorot

Kritikan kepada AS

Presiden Donald Trump berusaha menurunkan kepanikan akibat penyebaran SARS-Cov-2. Namun pemerintahannya dikritik atas sikap mereka dalam merespons penyebaran.

Baik Wakil Presiden Mike Pence dan Menteri Kesehatan Azar memberikan pembelaan, seraya berjanji untuk menambah lagi kekurangan kit tes virus.

"Kami tentu bakal mempunyai berita buruk. Tetapi, rakyat AS perlu tahu bahwa rerata risiko di antara warga Amerika rendah," jelas Pence dilansir CNN.

Jaminan yang diberikan Pence terjadi setelah Washington mengonfirmasi bahwa pria berusia 50-an menjadi korban meninggal pertama virus corona.

Korban diketahui tidak punya riwayat bepergian ke negara yang mengumumkan laporan penularan tinggi. Membuktikan bahwa virus tersebut menjelar ke masyarakat secara cepat.

Azar menyatakan, mereka tentu akan mendengar lebih banyak laporan penularan. Meski begitu, dia menuturkan mayoritas penderita akan mengalami gejala ringan hingga sedang.

Baca juga: Rp 72 Miliar untuk Influencer dalam Atasi Dampak Virus Corona, Pengamat: Mau Diapain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com