Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rangkuman Hari Ke-747 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Berharap Kemenangan Trump | Ukraina Panggil Utusan Vatikan

KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut. Bahkan sudah memasuki hari ke-747 pada Senin (11/3/2024).

Pada hari Senin, Presiden Rusia Vladimir Putin berharap pada kemenangan Donald Trump nanti dapat mengubah arah kebijakan Rusia ke depannya.

Pada hari yang sama, Ukraina memanggil utusan Vatikan atas komentar 'bendera putih' Paus Fransiskus.

Berikut ini rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-747 dikutip dari kantor berita AFP.

1. Putin berharap kemenangan Trump mampu ubah arah Rusia ke depan

Presiden Rusia Vladimir Putin yakin dia akan mendapatkan masa jabatan berikutnya dalam pemilu Rusia 2024.

Pemungutan suara di Rusia bakal membuat Donald Trump merasa tegang karena pemilu AS 2024 baru akan dilaksanakan delapan bulan kemudian di Amerika Serikat.

Dikutip dari AFP pada Senin (11/3/2024), ada pernyataan yang mengatakan bahwa Putin lebih memilih Presiden AS Joe Biden dibandingkan pendahulunya dan calon penggantinya Donald Trump.

Namun, sebuah pernyataan yang ditafsirkan itu justru sebaliknya, karena mantan anggota KGB itu berharap ketenarannya akan meningkatkan popularitas sang tokoh Partai Republik (Trump).

Sebelumnya, Trump telah menyuarakan kekagumannya terhadap Putin, kemarahannya terhadap NATO, aliansi yang didirikan untuk membela diri dari Moskwa.

Trump juga sesumbar bahwa ia dalam satu hari akan mengakhiri perang di Ukraina, yang diinvasi Rusia dua tahun lalu.

Pendukung Trump di Kongres, yang memanfaatkan perselisihan yang tidak terkait mengenai migrasi telah menunda persetujuan bantuan militer senilai $60 miliar untuk Ukraina.

Kini, pasukan Ukraina menghadapi kemunduran pertama di medan perang dalam beberapa bulan lantaran kekurangan amunisi.

2. Ukraina memanggil utusan Vatikan atas komentar 'bendera putih' Paus

Ukraina pada Senin memanggil utusan Vatikan untuk Kyiv setelah Paus Fransiskus menyarankan negara tersebut harus mempertimbangkan untuk mengibarkan 'bendera putih' terhadap Rusia, yang menyebabkan kemarahan Ukraina.

Ukraina dengan marah menolak saran Paus Fransiskus untuk bernegosiasi dengan Rusia dua tahun setelah invasi mereka, dan bersumpah tidak akan pernah menyerah kepada Moskwa.

"Karena pernyataan Paus Fransiskus, Nuncio Apostolik diundang ke Kementerian Luar Negeri Ukraina," kata kementerian itu melalui media sosial, menggunakan istilah untuk diplomat Vatikan.

Dikatakan bahwa utusan tersebut, Visvaldas Kulbodas, diberitahu bahwa Kiev kecewa dengan kata-kata Paus mengenai ‘bendera putih’.

Kementerian tersebut mengatakan kata-kata pemimpin Katolik itu mendorong mereka (Rusia) untuk lebih mengabaikan hukum internasional.

"Kepala Takhta Suci seharusnya mengirimkan sinyal kepada komunitas internasional tentang perlunya segera menyatukan kekuatan untuk memastikan kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta mengimbau pihak penyerang, bukan korban," terangnya.

Paus berusia 87 tahun itu mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada akhir pekan: "Saya percaya bahwa yang terkuat adalah mereka yang melihat situasi, memikirkan rakyatnya dan memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi".

Komentar tersebut memicu kemarahan di Kyiv. Ini bukan pertama kalinya negara tersebut marah karena komentar Paus selama dua tahun invasi Rusia.

https://www.kompas.com/global/read/2024/03/12/105232570/rangkuman-hari-ke-747-serangan-rusia-ke-ukraina-putin-berharap-kemenangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke