BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Presiden Argentina Javier Milei pada Selasa (6/2/2024) mengumumkan langkah untuk memindahkan kedutaan negaranya ke Yerusalem, segera setelah ia mendarat di Israel.
Ekonom berusia 53 tahun itu disambut dengan hangat saat turun dari pesawat oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, di bandara Ben Gurion, dekat Tel Aviv.
"Rencana saya adalah memindahkan kedutaan ke Yerusalem barat," kata Milei, dalam kunjungan resmi pertamanya sejak menjabat sebagai presiden mulai tahun lalu, dikutip dari AFP.
Pengumuman Milei terkait pemindahan kantor Kedubes Argentina ke Yerusalem disambut baik oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
"Perdana Menteri telah membicarakan hal ini dengan Presiden Milei setelah terpilih, dan menyambut baik fakta bahwa presiden telah menepati janjinya," ucap Kantor PM Israel dalam sebuah pernyataan.
Netanyahu yang beraliran sayap kanan dan Milei yang beraliran libertarian telah dijadwalkan bertemu untuk melakukan pembicaraan pada hari ini, Rabu (7/2/2024), dengan tujuan memperdalam hubungan kedua negara.
Setelah kedatangannya, dia menuju ke Tembok Barat di Yerusalem -tempat tersuci di mana orang Yahudi dapat berdoa.
Perjalanannya juga akan mengunjungi sebuah kibbutz dan bertemu dengan keluarga para sandera yang disandera oleh Hamas pada bulan Oktober lalu.
Milei, yang dikenal dengan pidatonya yang berapi-api dan cambangnya yang seperti bintang rock, menggambarkan dirinya sebagai "anarko-kapitalis". Ia dibesarkan dalam keluarga Katolik namun mempelajari kitab suci Yahudi.
Setelah kemenangannya dalam pemilu pada November lalu, ia mengunjungi makam seorang rabi yang dihormati di New York -sebuah tujuan spiritual yang populer bagi sebagian orang Yahudi.
Komunitas Yahudi di Argentina berjumlah 250.000 orang dan merupakan salah satu yang terbesar di Amerika Latin.
Dari Israel, Milei menuju Roma pada hari Jumat untuk pertemuan dengan Perdana Menteri Giorgia Meloni, dan audiensi pribadi dengan Paus Fransiskus.
Milei sebelumnya pernah mengkritik rekannya sesama orang Argentina, namun belakangan ini ia melunakkan retorikanya.
Dikecam Hamas
Kelompok militan Palestina Hamas pada Selasa menyatakan bahwa mereka “mengecam keras” Presiden Argentina yang mengumumkan rencana untuk memindahkan kedutaan negaranya ke Yerusalem.
Hamas mengatakan mereka memandang tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina atas tanah mereka, dan pelanggaran terhadap aturan hukum internasional, mengingat Yerusalem sebagai tanah Palestina yang diduduki.
Argentina akan menjadi salah satu dari segelintir negara yang mempunyai misi diplomatik utamanya di Yerusalem, bukan di Tel Aviv.
Amerika Serikat mengambil tindakan tersebut pada tahun 2018 di bawah kepemimpinan Donald Trump setelah ia mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1947 menetapkan status internasional khusus untuk Yerusalem mengingat pentingnya kota tersebut bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim.
Namun kota ini terpecah belah setelah perang setelah deklarasi kemerdekaan Israel pada tahun 1948.
Israel merebut Yerusalem timur dari Yordania selama Perang Enam Hari pada bulan Juni 1967, dan kemudian mencaploknya, dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya yang tidak dapat dibagi.
Yerusalem telah berada di bawah kekuasaan Israel sejak saat itu, namun Palestina mengeklaim bagian timurnya sebagai ibu kota negara yang mereka harapkan di masa depan.
https://www.kompas.com/global/read/2024/02/07/061747670/argentina-berencana-pindahkan-kedutaannya-ke-yerusalem-dikecam-hamas